Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pasca-Pelantikan Jokowi, Apa IHSG Bakal Terus Menguat?

Feby Novalius , Jurnalis-Senin, 21 Oktober 2019 |06:12 WIB
Pasca-Pelantikan Jokowi, Apa IHSG Bakal Terus Menguat?
Ilustrasi Pergerakan IHSG Menguat. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

Beberapa data AS di yang keluar pekan lalu di bawah harapan pasar. Data Konstruksi rumah baru di AS turun 9% di bulan September dari bulan sebelumnya. Produksi industri turun 0,4% di bulan September, penurunan satu bulan terbesar sejak April. Penggunaan kapasitas industri merosot ke 77,5 pada September dari 77,9 di Agustus. Data penjualan ritel juga mengalami penurunan untuk pertama kali dalam 7 bulan terakhir.

Penjualan eceran selama periode September mengalami penurunan menjadi (-0,3%) lebih rendah dari yang diasumsikan ekonom sebelumnya sebesar +0,3%. Menjelang pertemuan FOMC bulan Oktober ini beberapa data AS mengalami perlambatan membuat probabilitas Fed melakukan pelonggaran kebijakan moneter semakin besar. Fed berpeluang menurunkan tingkat suku bunga nya. Ini menjadi sentiment positif di pasar.

IHSG

Musim laporan keuangan perusahaan kuartal ketiga AS dimulai dengan awal yang baik. Sebanyak 83% perusahaan di dalam indeks S&P 500 yang telah melaporkan berhasil melampaui ekspektasi analis. IMF mengatakan bahwa pasar saham AS dinilai terlalu tinggi karena kepercayaan pada penyelamatan Federal Reserve. Hal ini tercermin dari probabilitas pemotongan suku bunga Oktober oleh Fed yang naik menjadi 90,9% setelah data penjualan ritel dirilis.

Rapat di jadwalkan 31 Oktober 2019 dengan harapan Fed menurunkan bunga ke 1.50 sampai 1.75 %. Masalah Brexit masih akan menjadi perhatian pasar.

“Setelah mendapat angin segar dari Perdana Menteri Inggris Boris Johnson lewat Twitter nya "kami memiliki kesepakatan Brexit baru yang hebat". Dia meminta anggota parlemen Inggris untuk mendukung kesepakatan itu ketika diajukan ke DPR, Sabtu. Hal ini di konfirmasi Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker yang juga mencuit bahwa kesepakatan itu cukup "adil dan seimbang",” tuturnya,

Irlandia Utara juga di harapkan membantu meratifikasi perjanjian tersebut, untuk menegaskan akan menolak untuk mendukung kesepakatan itu. Berita positif ini tidak bertahan lama di pasar karena anggota parlemen Inggris meragukan rancangan kesepakatan Brexit yang disepakati Inggris dan Uni Eropa. Keraguan timbul akibat perkiraan apakah parlemen Inggris akan mendukung kesepakatan tersebut.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement