Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Laba Bersih Bukit Asam Anjlok 21% Jadi Rp3,1 Triliun

Feby Novalius , Jurnalis-Senin, 28 Oktober 2019 |13:55 WIB
Laba Bersih Bukit Asam Anjlok 21% Jadi Rp3,1 Triliun
Ilustrasi Pergerakan Saham. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih sebesar Rp3,1 triliun hingga kuartal III-2019. Capaian tersebut lebih rendah 21% dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp3,9 triliun.

Meskipun di tengah kondisi penurunan harga batubara dunia, perseroan masih membukukan EBITA sebesar Rp5,0 triliun. Hal ini tidak lain hasil dari strategi dan upaya efisiensi yang dilakukan perseroan.

Baca Juga: Bukit Asam Bagikan Dividen Rp3,76 Triliun

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin (28/10/2019), total aset Rp25,2 triliun aset perseroan per 30 September 2019 mencapai Rp25,2 triliun dengan komposisi terbesar pada aset tetap sebesar 28% dan kas setara kas sebesar 17%.

Kas dan setara kas (di luar deposito dengan jangka waktu diatas 3 bulan) yang dimiliki Perseroan saat ini sebesar Rp4,2 Triliun, turun 33% per 31 Desember 2018 sebesar Rp6,30 Triliun. Akan tetapi bila termasuk deposito di atas 3 bulan, maka total kas perseroan adalah sebesar Rp7,1 Triliun (naik 13% dari perioade yang sama 2018).

Grafik Ekonomi

Bukit Asam berhasil mencatatkan kenaikan penjualan batu bara hingga September 2019 menjadi 20,6 juta ton atau naik 10,7% dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Kenaikan penjualan ini ditopang oleh kenaikan produksi batu bara menjadi 21,6 juta ton atau naik 9,6% dari periode yang sama di tahun sebelumnya, serta kapasitas angkutan batu bara yang mengalami kenaikan menjadi 17,8 juta ton atau naik 4,7% dari periode Januari hingga September 2018.

Baca Juga: Bukit Asam Bidik Produksi Batu Bara 3,8 Juta Ton

Kenaikan penjualan batu bara ini tak lepas dari strategi penjualan yang diterapkan oleh perseroan dengan menyasar ekspor batu bara ke beberapa negara seperti India, Hong Kong, Filipina dan sejumlah negara Asia lain, serta menyasar pasar ekspor baru seperti ke Jepang dan Korea Selatan. Tak hanya mendorong penjualan ekspor ke negara-negara Asia, Perseroan juga menerapkan penjualan ekspor batu bara medium to high calorie ke premium market.

Sampai dengan triwulan III tahun 2019, perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp16,3 Triliun, yang terdiri dari pendapatan penjualan batu bara domestik sebesar 56%, penjualan batu bara ekspor sebesar 42% dan aktivitas lainnya sebesar 2% yang terdiri dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement