Penurunan suplai properti tahunan juga terjadi di kawasan Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) pada kuartal III tahun 2019 ini, turun sebesar 11.8% jika dibandingkan dengan kuartal III tahun 2018 lalu (year-on year). Sedangkan jika dibandingkan dengan kuartal II 2019 terjadi kenaikan suplai properti di kawasan Bodetabek sebesar 8.9% (quarter-on-quarter).
Untuk menggenjot industri properti agar kembali bergairah salah satunya melalui pembangunan infrastruktur. Pemerintahan Presiden Joko Widodo menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu dari lima fokus yang akan dikerjakan dalam lima tahun ke depan.
Pentingnya pembangunan infrastruktur untuk menggairahkan industri properti ini tercermin pada hasil Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2 2019. Dekatnya jarak dari tempat tinggal menuju tempat kerja dan transportasi massal menjadi faktor utama yang menentukan keputusan membeli properti. Sebanyak 65% responden yang memilih kedekatan jarak menuju tempat kerja dan 60% responden yang memilih kedekatan jarak menuju transportasi massal sebagai penentu keputusan untuk membeli properti.
Dengan hadirnya Kabinet Indonesia Maju yang baru berjalan beberapa hari ini, pelaku industri properti berharap adanya sinergi dan relaksasi dalam hal regulasi. Baik dari sisi kebijakan pemerintah maupun perbankan. Tentu merupakan kerja bersama seluruh pihak yang berkontribusi untuk meningkatkan daya serap pasar.
“Pada periode Kabinet Indonesia Maju ini kami berharap pemerintah membuat terobosan kebijakan-kebijakan baru yang dapat mendorong pertumbuhan industri properti di tanah air. Apalagi, kinerja sektor properti tahun depan diprediksi masih sangat menantang karena dipengaruhi ketidakpastian ekonomi global,” katanya.
(Dani Jumadil Akhir)