JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross di kantornya. Ada berbagai macam isu yang dibahas seperti kerjasama dalam bidang perdagangan.
Dibahas mengenai Generalized System of Preferences (GSP) atau tarif khusus perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Kenapa Investor Pilih Vietnam daripada Indonesia dan India?
GSP adalah sebuah sistem tarif preferensial yang membolehkan satu negara secara resmi memberikan pengecualian terhadap aturan umum Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dengan GSP, satu negara bisa memberi keringanan tarif bea masuk kepada eksportir dari negara-negara tertentu, dalam hal ini AS terhadap Indonesia.

Adanya fasilitas GSP dapat membuat produk Indonesia bisa lebih berdaya saing saat dipasarkan di AS. Hal tersebut tentu menambah kekuatan ekspor Indonesia ke AS, sehingga bisa memperkuat kondisi neraca dagang Indonesia.
"Antara lain harapan terkait finalisasi review GSP yang diharapkan dilakukan dan Indonesia mengatakan akan segera kirim Tim," ujar Airlangga saat ditemui di Kantornya di Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Baca Juga: Gaet Investor China, BKPM Arahkan ke Industri Furnitur di Jateng
Selain itu, pertemuan juga membahas mengenai investasi kedua negara. Misalnya investasi di bidang penerbangan oleh Boeing hingga kendaraan listrik, Tesla
"Mulai dari penerbangan, kesehatan, juga sektor jasa lainnya, termasuk Tesla. Selain itu, Honeywell dan banyak perusahan Amerika lain yang ingin memanfaatkan perkembangan ekonomi di indonesia," jelasnnya.
Airlangga memastikan, pada pemerintah akan memfasilitasi perusahaan AS, termasuk mempermudah untuk menanamkan investasi di Indonesia. Apalagi menurutnya, kerja sama antara Amerika dan Indonesia ini sudah berlangsung selama 70 tahun.
"Ada permintaan juga mengenai batasan permodalan dan kemitraan. Nah ini yang dijanjikan dalam waktu tiga bulan, pemerintah akan memperbaiki dalam Omnibus Law," ucapnya.
(Feby Novalius)