JAKARTA - Indonesia dan India sepakat memperkuat hubungan kerjasama ekonomi. India siap memberikan treatment yang fair terhadap sawit Indonesia. Namun, di sisi lain, India mengharapkan Indonesia membeli beras dan gula dalam bentuk raw sugar milik mereka.
“Memang saat sekarang tarif kelapa sawit, baik itu untuk CPO maupun RBD sudah sama. Semula ada perbedaan 5%, namun sesuai dengan permintaan Bapak Presiden, Perdana Menteri Narendra Modi menerima itu sehingga tarif CPO itu sama, Refined Bio Blended itu sama, RBD itu sama,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto seperti dilansir setkab, Jakarta.
Baca Juga: Bertemu Jokowi, PM India Janji Beri Treatment yang Fair untuk Sawit Indonesia
Tercatat bahwa sekarang 40% CPO, 50% RBO akan segera dikirimkan per akhir bulan Desember menjadi 37,5% dan 45%, dan ini berlaku untuk Indonesia dan Malaysia, sehingga terjadi pemerataan antara Indonesia dan Malaysia.
Berikut beberapa fakta menariknya seperti dirangkum Okezone, Jakarta, Senin (11/11/2019).
1. PM India Janji Beri Treatment yang Fair untuk Sawit Indonesia
Presiden Jokowi dan PM India Narendra Modi menyampaikan mengenai upaya kerja sama ekonomi karena kerja sama politik kedua negara bagus, maka ini harus direfleksikan dalam kerja sama ekonomi.
“Presiden membahas mengenai masalah sawit. Intinya adalah PM Modi siap memberikan treatment yang fair terhadap sawit Indonesia,” terang Menlu.
Baca Juga: Setuju soal Sawit, Indonesia Diminta Beli Beras dan Gula India
2. Setuju soal Sawit, Indonesia Diminta Beli Beras dan Gula India
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui jika India mengharapkan Indonesia bisa membeli beras dan gula dalam bentuk raw sugar dari India. Menurut Airlangga, dan pemerintah sudah mengatakan diambil secara bertahap.
“Nanti bisa ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan ke depan dan memang per hari ini trade kita dengan India positif. Kita positif USD8 miliar, tertinggi di 2017 sebesar USD10 miliar dan komoditas utamanya adalah batu bara dan kelapa sawit,” terang Airlangga.