Rizal mengatakan, posisi Indonesia sebagai tujuan investasi sangat strategis ke depan. Mengingat ada ancaman gejolak dan instabilitas yang sedang terjadi di beberapa negara tujuan investasi utama, misalnya di Amerika Latin ada masalah di Meksiko, Bolivia, dan Venezuela. Kemudian ada masalah di Hong Kong. Di Eropa ada Brexit. Negara-negara maju di Asia seperti Jepang dan Singapura menghadapi ancaman resesi. Ada juga ancaman negative rate pada sektor keuangan di negara-negara maju itu.
“Bapak Kepala BKPM mengatakan bahwa ini adalah peluang. Saatnya Indonesia meningkatkan daya saingnya untuk menarik dana-dana investasi dari negara-negara tersebut. Kita rayu masuk ke Indonesia,” imbuhnya.
(Feby Novalius)