JAKARTA - PT Bank Rakyat Idnonesia (Persero) Tbk atau BRI menganalisa hingga September 2019 telah berkontribusi sebesar Rp22,6 triliun terhadap penerimaan negara. Hal itu berdasarkan prognosa BRI hingga kuartal III-2019.
"Sampai dengan kinerja di akhir September 2019, prognosa akan kontribusi langsung sebesar Rp22,6 triliun pada penerimaan negara," ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (27/11/2019)
Baca Juga: BRI Buka Peluang Investasi di Traveloka
Dia menjelaskan, kontribusi BRI itu mencakup pembayaran pajak dan dividen dari laba bersih. Secara rinci, dividen yang disetorkan BRI untuk perhitungan hingga akhir September mencapai sebesar Rp9,2 triliun.
Hingga akhir September, BRI membukukan laba bersih sebesar Rp24,8 triliun. Realisasi itu tumbuh 10,34% dari periode yang sama di tahun lalu.
Baca Juga: BRI Salurkan KUR Rp77,26 Triliun hingga Akhir September 2019
"Kalau hasilnya (laba bersih) lebih baik lagi di Desember, tentu akan kami sesuaikan dengan kinerja Desember," katanya.

Kemudian dari penyetoran pajak ke negara sudah sebesar Rp13,4 triliun. Terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp7,13 triliun, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Bea Materai sebesar Rp80 miliar, serta PPh Badan sebesar Rp6,2 triliun.
"Kontribusi pajak dan dividen BRI memang trennya terus meningkat dari tahun ke tahun," katanya.
Adapun pada tahun sebelumnya, bank pelat merah itu sudah menyetorkan Rp25,1 triliun ke penerimaan negara. Terdiri dari pajak sebesar Rp17,6 triliun dan dividen sebesar Rp7,5 triliun.
Kemudian di 2017 kontribusinya sebesar Rp22,3 triliun, terdiri dari pajak sebesar Rp16,3 triliun dan dividen Rp6 triliun. Lalu di 2016 tercatat menyetorkan Rp17,9 triliun terdiri dari Rp13,5 triliun dari pajak dan Rp4,4 triliun dari dividen.
(Dani Jumadil Akhir)