Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cerita Nasabah, Percaya Jiwasraya Karena Punya Pemerintah

Hairunnisa , Jurnalis-Sabtu, 18 Januari 2020 |13:49 WIB
Cerita Nasabah, Percaya Jiwasraya Karena Punya Pemerintah
Kantor Jiwasraya (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Polemik gagal Bayar Asuransi Jiwasraya terhadap para nasabahnya menimbulkan berbagai kisah pilu dan kekecewaan. Janji bayar tepat pada saat jatuh tempo dan iming-iming investasi aman karena milik pemerintah berbalik 180 derajat dari kenyataan.

"Kalau melihat formal perjanjian, memang itu terbalut dengan asuransi, tetapi sebenarnya secara materi yang ditawarkan itu bukan asuransi tetapi investasinya," ungkap Pemegang Polis Jiwasraya nasabah 2017 Rudyantho Deppasau, di acara Polemik Trijaya, Jakarta, Sabtu (18/1/2020).

Baca Juga: Kasus Jiwasraya Bikin Heru Hidayat Dibui, Bagaimana Nasib Trada Alam Minera?

Kisah ini bermula pada saat Rudy ditawarkan oleh bank untuk melakukan asuransi di Jiwasraya dengan dana dari bank lalu dipindahkan ke investasi yang dibalut dengan asuransi. Bahkan ada satu kelompok yang bersal dari Korea secara tegas disampaikan ini deposito Jiwasaraya tidak disebut sebagai asuransi. Dan di dalam polisnya tegas secara materi, ini investasi yang di cover dengan asuransi.

"Awalanya itu kita punya 2 polis anggap Rp7 miliar, pada awal Januari 2019 itu baru diselesaikan polis yang pertama sekitar Rp2 miliar," ungkapnya.

Menurutnya investasi di Jiwasraya tidak mendapatkan bunga yang besar, ia hanya mendapatkan 6,5% tidak beda jauh dengan bunga deposito. Hanya saja pada saat itu marketingnya menyatakan bahwa ini jauh lebih aman karena ini adalah milik pemerintah.

Baca Juga: Benny Tjokro Ditahan, Hanson International Cari Dirut Baru

"Sebenernya kita nggak ada curiga, cuma pada saat mau jatuh tempo, dan kita datang untuk mencairkan sesuai dengan perjanjian, bahwa ini kok nggak ada tanggapan, marketing malah menghindar semua bahkan, sebagaian marketing sudah ada resign, ini masalahnya," ungkapnya.

Kecurigaannya ini pun membuat para nasabah untuk membuat satu forum pada Desember 2018 yang terdiri dari sekitar 300 lebih polis. akan tetapi lama-kelamaan tidak ada tanggapan dari pemerintah pada saat itu, seperti OJK, yang membiarkan para nasabah seperti anak ayam tanpa induknya.

"Kalau yang dulu awal masuk forum itu nasabahnya yang berinvestasi sekitar antara Rp50 juta sampai Rp30 miliar, per polis tapi kalau total semua sih dari pemegang polis yang kita kemukakan saja sepeti teman- teman dari Korea 475 orang itu sekitar Rp500 miliaran," jelasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement