JAKARTA - Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mengakui ada permasalahan yang mengganjal pengembangan pelaku UKM di luar Pulau Jawa. Hambatan itu adalah biaya logistik dan kemampuan internet.
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop UKM Victoria Simanungkalit menjelaskan, pelaku UKM di luar Jawa umumnya sudah memiliki pangsa pasar, produknya bahkan bervariasi. Namun, jika bicara soal biaya logistik menjadi sulit bersaing.
Baca juga: Kemenkop Dorong UKM Indonesia Ekspor Produk Pertanian ke Afrika
"Memang d luar Pulau Jawa punya tantangan yang cukup besar, terutama di biaya logistik," katanya dalam acara IDX Economic Forum Road Map UMKM 2020-2024 di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Dia menyatakan, persoalan logistik ini tengah dikaji oleh pemerintah untuk pada akhirnya bisa dilakukan efisiensi."Ini sedang menjadi PR pemerintah untuk bagaimana mengonsolidasi kargonya," imbuh dia.
Baca juga: Penelitian IPB: Kemitraan Dorong Pendapatan dan Kesejahteraan Petani
Sementara persoalan penetrasi teknologi juga menjadi tantangan bagi pelaku UKM di luar Pulau Jawa, lantaran kualitas kecepatan jaringan internet di sana juga jauh dari di Pulau Jawa. Di samping itu, kualitas sumber daya manusia juga umumnya lebih baik di Pulau Jawa.
"Secara kondisi di Pulau Jawa jelas internetnya lebih mudah dan sumber daya manusianya lebih baik," kata dia.
Meski demikian, Victoria menekankan, sumber daya di luar Pulau Jawa memiliki potensi yang menjanjikan. Namun, dari segi kualitas produk masih bisa dilakukan perbaikan.
"Ikan kita, hasil hutan. ini yang perlu kita modifikasi supaya bisa bersaing," ujarnya.
Sekedar diketahui, berdasarkan data Kemenkop UKM, pelaku UKM di Indonesia hingga kini mencapai 60.702. Kontribusinya terhadap ekspor nasional sebesar 10,85%.
(Fakhri Rezy)