JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengonsolidasikan seluruh Rumah Sakit (RS) pelat merah dalam sebuah wadah Indonesia Healthcare Center (IHC). Rencananya akan ada 64 Rumah Sakit dengan total 6.500 tempat tidur yang akan disatukan pengelolaannya.
Sebenarnya, holding BUMN Rumah Sakit sudah dibentuk pada tahun 2017 dengan nama IHC yang mana Pertamina yang menjadi induk holdingnya. Adapun anggota dari IHC Ini adalah ada sekitar 77 rumah sakit dan klinik. Namun, holding ini belum berjalan maksimal.
Baca Juga: Konsolidasi RS BUMN, Erick Thohir Incar Pendapatan Rp8 Triliun
Berikut Okezone sudah merangkum fakta-fakta konsolidasi rumah sakit BUMN, Minggu (16/2/2020) :
1. Ada 3 Tahapan
Konsolidasi rumah sakit BUMN ini nantinya akan ada tiga tahapan. Pertama adalah adalah dengan mengonsolidasikan rumah sakit yang dimiliki oleh PT Pelni (Persero) dan PT Pertamina (Persero).
Setelah itu dilanjutkan untuk mengonsolidasikan dengan rumah sakit lainnya yakni dengan holding perkebunan (PTPN) dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Diharapkan pada akhir tahun 2020 proses konsolidasi semakin besar.
Baca Juga: Erick Thohir Bakal Bentuk Holding Rumah Sakit
2. Bidik Keuntungan Rp8 Triliun
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan bisa raup keuntungan sebesar Rp8 triliun setiap tahunnya. Saat ini, secara revenue RS BUMN ini masih belum maksimal baik secara bisnis maupun fokus perusahaan.
"Kalau secara revenue diawali hampir Rp5,6 triliun dengan ebitda Rp510 miliar. Tapi ini kan belum konsolidasi dan maksimal. Diharapkan ke depan bisa kurang lebih Rp8 triliun," ujarnya.