Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cerita Karmaka Surjaudaja Terjun Jadi Bankir saat Terjadi Sanering

Irene , Jurnalis-Senin, 17 Februari 2020 |18:17 WIB
Cerita Karmaka Surjaudaja Terjun Jadi Bankir saat Terjadi Sanering
Karmaka Surjaudaja (Foto: Website OCBC NISP)
A
A
A

JAKARTA – Berita duka cita datang dari industri perbankan Indonesia. Pendiri PT Bank OCBC NISP Tbk Karmaka Surjaudaja meninggal dunia. Karmaka Surjaudaja atau Kwee Tjie Hoei meninggal di usia 85 tahun pada hari ini, Senin (17/2/2020) pukul 15.25.

Perjalanan Bank OCBC NISP tidak dapat dilepaskan dari nama Karmaka Surjaudaja. Beliau adalah sosok yang membuat Bank OCBC NISP berhasil melewati berbagai tantangan dalam 45 tahun terakhir serta membawa Bank OCBC NISP menjadi seperti sekarang ini. Karmaka adalah tokoh dibalik budaya dan integritas perusahaan yang kuat. Tiada kata lain, Karmaka adalah tokoh yang paling dihormati.

Baca Juga: Pendiri Bank OCBC NISP Karmaka Surjaudaja Meninggal Dunia

Melansir website OCBC NISP, perjalanan Karmaka berawal pada awal tahun 1963 ketika Karmaka dipercaya sebagai Direktur Operasional Bank yang pada mulanya didirikan oleh bapak mertuanya. Pada masa itu, Karmaka langsung terjun mengelola Bank dalam kondisi krisis ketika pemerintah mengambil kebijakan sanering dengan memotong nilai Rupiah dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.

Bank OCBC NISP berhasil melewati krisis pada tahun 1968, seiring dengan pulihnya perekonomian Indonesia. Pada awal tahun 1990, Karmaka sebagai Presiden Direktur memulai ekspansi Bank dengan membuka 22 cabang baru di seluruh Indonesia. Empat tahun kemudian, berbekal tekad untuk tumbuh dan membawa Bank menuju standar yang lebih tinggi, Beliau menjual 20% kepemilikannya di Bank melalui penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).

Baca Juga: Gandeng BPJS Kesehatan, OCBC NISP Siapkan Pembiayaan Rp300 Miliar

Pada tahun 1997, Karmaka mengalihkan kepemimpinannya kepada putranya, Pramukti Surjaudaja yang saat itu sudah menjabat sebagai Managing Director. Belajar dari kebijaksanaan dan pengalaman Karmaka, Pramukti mengelola Bank dengan baik dan sekali lagi berhasil melewati krisis finansial pada tahun 1998 (tanpa memperoleh bantuan dari pemerintah). Untuk mewujudkan tujuan jangka panjang bank, Karmaka juga mendorong kerjasama Bank OCBC NISP dengan bank regional/internasional yang kokoh dan OCBC Bank Singapura menjadi pilihan terbaik. Kerjasama ini akhirnya dimulai pada tahun 1997 melalui pendirian bank patungan, Bank OCBC NISP (sekarang Bank OCBC Indonesia).

Kerjasama ini terus ditingkatkan pada tahun 2004, ketika Bank OCBC membeli 22,5% kepemilikan saham di Bank OCBC NISP. Secara bertahap, OCBC Bank meningkatkan kepemilikannya melalui penawaran tender dan penawaran saham terbatas kepada publik pada tahun 2005, serta beberapa transaksi di pasar sekunder, yang menghasilkan kepemilikan saham sebesar 74,73% saat ini. Karmaka berada di belakang keputusan untuk menjual kepemilikan saham keluarga di Bank (sehingga kehilangan kontrol mayoritas terhadap bank), suatu tindakan yang mengejutkan banyak pihak. Keputusan yang diambil saat itu sesungguhnya merupakan keputusan yang sulit baginya dan keluarganya, namun Beliau merasa hal ini harus dilakukan untuk mewujudkan Bank OCBC NISP menjadi salah satu bank terkemuka di negara ini.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement