JAKARTA - Virus korona atau Covid-19 memberi dampak signifikan dalam seluruh sektor perekonomian global. Tak terkecuali perusahaan teknologi kenamaan Apple yang memiliki hubungan dagang dengan China.
Apple memperkirakan pihaknya tak akan mampu untuk memenuhi proyeksi pendapatan kuartalannya. Wabah korona kembali menjadi sebab persoalan. Apple menilai virus korona membuat permintaan terhadap produknya di China melemah. Perlambatan produksi yang kemudian membuat pasokan global produk ponsel pintarnya iPhone juga jadi alasan utamanya.
Baca Juga: Ini Langkah China Selamatkan Ekonomi dari Virus Korona
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan permasalahan yang dialami Apple ini merupakan indikasi bahwa perusahaan-perusahaan dunia yang memiliki hubungan dengan negeri tirai bambu China akan mengalami persoalan serupa.
"Apa yang Apple Inc sampaikan merupakan indikasi bahwa banyak perusahaan di dunia akan mengalami hal yang sama ketika memproduksi atau melakukan perdagangan dengan China," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Okezone, Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Baca Juga: Lonjakan Kasus Covid-19 Kembali Timbulkan Kecemasan Pasar Global
Selain itu dampak ekonomi virus korona juga telah disampaikan oleh S&P Global Ratings. S&P menyatakan perbankan China akan berpotensi mengalami kemacetan kredit imbas virus korona yang akan menimbulkan tekanan pada perekonomian negeri tirai bambu itu.
"Dampak ekonomi virus korona disampaikan juga oleh S&P Global Ratings yang megatakan perbankan China bisa mengalami kredit macet sebanyaknya USD1,1 triliun karena virus korona yang berakibat tekanan pada ekonomi China," jelas Hans Kwee.
Pasar keuangan dunia menurut Goldman Sachs telah meremehkan potensi dampak dari wabah korona dalam sektor ekonomi dan bisnis. Hal ini dinilai Hans Kwee akan menyebabkan terjadinya koreksi indeks dunia di masa mendatang.
"Hal ini membuat kami memperkirakan adanya potesi terjadi risiko koreksi pada indeks dunia ke depannya," tambahnya.
Sebagai informasi, Pemerintah China mengumumkan bahwa ada lebih dari 800 kasus baru terkait virus mematikan korona. Komisi Kesehatan Nasional China menyebutkan ada 74.576 kasus Covid-19 telah dikonfirmasi, dan korban jiwa sebanyak 2.118 warga negara China
(Dani Jumadil Akhir)