JAKARTA – Virus Korona mengikis pendapatan dari sektor pariwisata Indonesia. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), penurunan tingkat okupansi di sekitar 6.000 hotel di seluruh Indonesia mencapai hingga 50% sejak awal tahun hingga saat ini.
Tingkat hunian hotel di Bali rata-rata turun hingga 70% sejak merebaknya wabah Covid-19. Namun, Pemprov Bali telah mengimbau para pengusaha hotel agar tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) meskipun terjadi penurunan kunjungan wisatawan.
Baca Juga: Virus Korona, Sektor Pariwisata di Bali Sepi
Penurunan drastis kunjungan wisatawan ini berdampak langsung pada kesejahteraan karyawan pariwisata, seperti Ni Wayan Tini dan Ni Komang Wahyuni, yang bekerja paruh waktu di Rai Water Sport. Menurut Tini, mereka biasa mendapatkan banyak bonus dari tamu, selain gaji bulanan.
"Cukuplah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari dan bekal anak sekolah. Kalau sekarang ya tidak ada lagi," katanya dilansir dari BBC Indonesia, Minggu (15/3/2020).
Raka menyebut, Bali sudah beberapa kali mengalami krisis pariwisata, termasuk saat wabah SARS pada 2002, bom Bali pada 2002 dan 2005, dan erupsi Gunung Agung pada 2017. Dibandingkan krisis sebelumnya, Raka menyebut krisis di tengah wabah virus korona sebagai yang terburuk.