JAKARTA - Di tengah upaya turut mencegah penyebaran Covid-19, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meluncurkan Command Center atau Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat Kopi), di Kantor BKPM Jakarta.
Untuk anggarannya, dibangun di Oktober 2019 selesai Desember. Sistemnya disiapkan sampai dengan bulan Januari. Anggarannya untuk tempat Rp1,5 miliar. Sistem Rp23 miliar. Totalnya Rp24,5 miliar. Paling mahal di sistem.
Baca juga: RI Tawarkan Proyek Transportasi Ibu Kota baru dan Pelabuhan Ambon ke Belanda
"Jadi, dengan adanya Pusat Kopi ini, saya bisa langsung memantau langsung permohonan perizinan melalui OSS secara harian,” ujar Bahlil pada telekonferensi di kantornya Jakarta, Senin (23/3/2020).
Menurut dia Informasi yang dapat ditampilkan dalam Pusat Kopi BKPM, antara lain sentimen media sosial & media digital, statistik harian permohonan perizinan melalui Online Single Submission (OSS), Potensi Investasi Regional (PIR), tracking status perizinan suatu perusahaan (end-to-end), pemantauan perizinan melalui OSS yang sedang diproses K/L lainnya, serta realisasi investasi.
Baca juga: Ke Yogyakarta, Raja Willem Bawa 190 Pengusaha Belanda
Dia menjelaskan jenis perizinan yang dipantau oleh BKPM antara lain registrasi perusahaan, Nomor Induk Berusaha (NIB), Izin Usaha (IU), dan Izin Operasional Komersil (IOK). Sesuai dengan data pada OSS periode 14 Februari - 1 Maret 2020 (sebelum pengumuman Covid-19), jumlah pemohon perizinan yang masuk dalam OSS sebanyak 204.199 perizinan.
Setelah pengumuman resmi pemerintah, periode 2–18 Maret 2020, jumlah pemohon perizinan meningkat hingga 240.178. Kenaikan aktivitas tertinggi terlihat pada jumlah pemohon NIB sebesar 18,99% yang sebelumnya sebanyak 39.618 NIB menjadi 47.144 NIB.