JAKARTA - Pemerintah sedang menentukan batas basis dalam perkiraan ekonomi 2020 dan 2021. Salah satunya melihat capital inflow setiap kasus-kasus ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani membandingkan aliran modal masuk di saat-saat tekanan perekonomian. Seperti, saat krisis keuangan 2008 hingga perang dagang China-AS.
Baca juga: Kebijakan Ekonomi Makro 2021 Fokus ke Perbaikan Fundamental
"Tahun ini dalam 3 bulan saja Januari-Maret capital inflow ke Indonesia justru mengalami negatif minus," ujar Sri Mulyani, Jakarta, Selasa (14/4/2020).
Padahal, lanjutnya, tahun-tahun yang sulit sebelumnya Indonesia masih mampu menjaga arus modal di pasar keuangan. Seperti di saat krisis keuangan 2008 masih mencatat net inflow mendekati Rp70 triliun.
Baca juga: Kapan Ekonomi RI Pulih Imbas Covid-19? Ini Kata Menkeu
Sementara itu, Sri Mulyani menambahkan, saat Taper Tantrum merosot hingga Rp36 triliun. Bahkan, di 2018 The Fed menaikkan suku bunga, net capital inflow di pasar uang drop ke Rp7,3 triliun.
"(Dibandingkan dengan itu), ini sebabkan kenapa di pasar surat utang negara, IHSG hingga nilai tukar Rupiah alami tekanan (pada 2020)," ujarnya.
(Fakhri Rezy)