Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bulan Ini, Kemenkeu Cairkan Utang Rp22,5 Triliun dari ADB

Giri Hartomo , Jurnalis-Jum'at, 08 Mei 2020 |15:12 WIB
Bulan Ini, Kemenkeu Cairkan Utang Rp22,5 Triliun dari ADB
Rupiah (Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah terus mencari pembiayaan lain untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pembiayaan penanganan virus corona (covid-19). Salah satunya adalah dengan melakukan pinjaman dari lembaga multilateral.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, salah satu contohnya adalah pembiayaan yang didapatkan dari pinjaman Asian Development Bank (ADB) sebesar USD1,5 miliar atau Rp22,5 triliun (Rp15.000 per USD). Rencanannya, pinjaman yang menggunakan skema khusus ini akan dicairkan paling cepat pada bulan ini.

 Baca juga: ADB Tambah Paket Bantuan untuk Covid-19 Jadi USD20 Miliar, Ini Rinciannya

Menurut Luky, pencairan utang pada lembaga multilateral ini memang agak sedikit lama. Mengingat, utang dari lembaga multinasional harus melewati proses khusus berupa negosiasi, sehingga pemerintah memerlukan waktu untuk mencairkannya karena harus mendapat persetujuan lebih dulu.

Dia menambahkan pinjaman dari lembaga multilateral tersebut akan berupa pinjaman program untuk bantuan pembiayaan lantaran diberikan di tengah pandemi dan kebijakan physical distancing. Sementara pada situasi normal, biasanya utang tersebut akan digunakan untuk mendanai proyek.

 Baca juga: Lawan Virus Corona, ADB Hibahkan Rp48 Miliar untuk Indonesia

"Ini skema khusus countercyclical support facility. Kita bisa dapatkan USD1,5 miliar (dari ADB). Kapan dicairkan? Mudah-mudahan bulan Mei dan Juni," ujarnya dalam teleconfrence, Kamis (8/5/2020).

Luky menambahkan, saat ini pemeritnah juga tengah menjajaki pinjaman dari beberapa lembaga lainnya. Misalnya, World Bank alias Bank Dunia, Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), hingga Japan International Cooperation Agency (JICA) hingga Islamic Development Bank (IsDB).

Dari pinjaman tersebut, ditargetkan bisa meraup pinjaman sebesar USD7 miliar. Nantinya pembiayaan tersebut akan digunakan untuk mentuupi defisit APBN yang diperkirakan berada di angka 5,07% pada tahun ini

"Itu masih di-workout untuk detailnya, tapi perkirakan bisa dikumpulkan USD7 miliar untuk menopang dan menutupi kemampuan pembiayaan kita," ucapnya.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement