JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) menyiapkan strategi untuk menjaga kinerja para pegawai dan meningkatkan kualitas pendidikan para taruna dan taruni di tengah pandemi virus corona.
Strategi ini dibuat sebagai upaya mencegah dan memutus penyebaran wabah Covid-19 dan berkaitan dengan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Di mana seluruh pegawai baik di pusat maupun Unit Penyelenggara Teknis (UPT) menerapkan Work From Home (WFH).
Baca Juga: 600 Pilot Menganggur, Menhub Tutup 2 Sekolah Penerbangan karena Tidak Berkualitas
Kepala BPSDMP Sugihardjo menfatakan BPSDMP mengeluarkan dua kebijakan utama, yaitu internal dan eksternal. Pada kebijakan internal terkait dengan sistem kerja karyawan dan sistem pembelajaran para taruna dan taruni selama masa PSBB. Di mana seluruh pegawai menerapkan Work From Home (WFH). Sedangkan untuk menjaga keberlangsungan proses belajar dan mengajar para taruna dan taruni, BPSDMP menerapkan program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau distance learning dengan mengoptimalkan teknologi informasi.
“Untuk menjaga kualitas kinerja pegawai selama WFH, kami tetap menerapkan absensi harian. Bahkan kami juga melakukan kontrol harian untuk mengetahui kondisi kesehatan pegawai,” kata Sugihardjo, dalam keterangannya, Sabtu (9/5/2020).
Baca Juga: Diminta Jokowi Turunkan Biaya Pendidikan, Kemenhub Cari Tambahan Dana Rp30 Miliar
Sugihardjo menjelaskan, selama masa PSBB, proses belajar dan mengajar untuk para taruna dan taruni BPSDMP didorong menggunakan sistem pembelajaran secara online atau e-learning.
“Terkait kegiatan belajar dan mengajar, dengan mempertimbangkan kondisi sarana/prasana dan lingkungan sosial, maka sebagian kampus memulangkan tarunanya dan dilakukan pembelajaran jarak jauh dengan e-learning,” katanya.

Selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, materi belajar yang bersifat teori berjalan baik. Sementara untuk praktiknya akan dilakukan pada saat taruna dan taruni kembali masuk kampus.
“Materi pembelajaran juga kami sesuaikan dengan menerapkan konsep Computer Base Training (CBT). Sementara untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL) para taruna dan taruni disesuaikan menjadi tiga kategori. Pertama, PKL taruna dan taruni yang telah selesai. Kedua, taruna dan taruni yang baru menyelesaikan PKL 50%, diberi tugas tambahan, Sedangkan kategori ketiga, bagi taruna dan taruni yang belum PKL akan dilakukan setelah kondisi normal.” ungkap Sugihardjo.
Jadi meskipun situasi serba terbatas akibat covid-19, BPSDMP tidak mengabaikan kualitas pendidikan dengan menjaga passing grade hasil evaluasi salah satunya dengan menyesuaikan bobot penilaian dengan menerapkan Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester hanya berbobot 60% dari total nilai, sedangkan 40%-nya dari penugasan.
Sebagai informasi, BPSDMP saat ini mengelola 27 kampus yang terdiri dari 20 Politeknik, 1 Akademi, 1 Sekolah Tinggi, dan 5 Balai.
(Dani Jumadil Akhir)