“Jadi kedatangan sopir truk atur. Kalau biasanya satu hari kita bisa 1.200 truk, karena lokasi kita terbatas dan kita patuhi protokol Covid maka nanti mungkin ada penurunan produksi sekitar 80%-85%,” tuturnya.
Namun terkait distribusi bahan baku tebu dari petani lanjut Hendri, belum ditemukan kendala. Mengingat dalam perjalanannya truk – truk ini dibekali dengan surat jalan dan stiker penanda khusus, yang harus terus jalan meski adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan penerapan pembatasan fisik di sejumlah wilayah.
Baca juga: Punya Banyak Pabrik, Mendag Heran Harga Gula di Malang Tinggi
“Untuk Covid mungkin kita atur, ya karena bagaimanapun ini penugasan bahwa produksi jalan terus untuk penuhi pasar, sehingga protokol covid harus kita perhatikan, jadi kita siapkan peralatan - peralatan antiseptik, tempat duduk, tunggu sopir berjarak, dan lain – lain sudah siapkan,” bebernya.
Diharapkan dengan terus berjalannya proses produksi gula membuat target produksi terpenuhi. “Target produksi gula sekitar tahap satu 21 (ribu ton) dan tahap dua 25 (ribu ton), jadi total 46,” pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)