Calhoun mengakui beberapa maskapai baru-baru ini melaporkan tanda-tanda peningkatan pemesanan perjalanan. Namun hal itu bukan fase pemulihan yang cepat.
"Industri Boeing akan kembali, tetapi akan butuh beberapa tahun untuk kembali seperti semula dua bulan yang lalu," katanya.
Tidak hanya Boeing, Airbus sang pesaingannya juga mengalami hal serupa. Banyak terjadi penundaan bahkan pembatalan pembelian pesawat karena sebagian besar pesawat di seluruh dunia nyaris tidak melakukan aktivitas. Airbus, menonaktivkan sebanyak 6.000 stafnya di Eropa pada bulan April 2020. Tetapi belum mengumumkan PHK permanen.
Sekadar diketahui, Maskapai penerbangan di seluruh dunia juga memangkas jumlah pekerjaannya atau membuat rencana untuk melakukannya. Tetapi maskapai AS dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja secara sukarela hingga Oktober dengan syarat dana talangan pemerintah AS.
Para pelaku industri penerbangan juga mewaspadai imbas kepada karyawan mereka. Bahwa mereka akan memiliki skala operasional yang jauh lebih kecil di masa depan. Tetapi beberapa, seperti CEO United (UAL) Scott Kirby, telah menyatakan harapan bahwa itu tidak akan memerlukan PHK.
(Dani Jumadil Akhir)