JAKARTA - Boeing melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 6.770 karyawannya. Langkah ini merupakan bagian dari skenario untuk memangkas 16.000 secara total jumlah karyawannya.
Baca Juga: Pesawat 737 Max Masih Dilarang Terbang, Bos Boeing Salahkan Pendahulunya
Latar belankang PHK dilakukan oleh perusahaan multinasional produsen pesawat terbang hingga satelit ini karena lesunya bisnis di sektor industri penerbangan akibat wabah corona yang mengglobal.
"Kami sampai pada saat yang disayangkan, karena harus memulai PHK," kata CEO Boeing Dave Calhoun dalam sebuah pesan kepada para karyawan, seperti dikutip dari CNN Business, Kamis (28/5/2020). "Saya berharap ada cara lain," imbuhnya.
Baca Juga: Boeing Mulai Kembali Beroperasi di Tengah Tekanan
Kendati sudah dinyatakan akan dilakukan PHK, namun sebagian besar karyawan akan tetap mendapatkan gaji sampai akhir Juli.
Sebelum pengumuman PHK yang dilakukan Rabu (27/5/2020) waktu setempat, Boeing telah melakukan PHK terhadap 5.520 karyawannya.
Baca Juga: Pesawat 737 Max Masih Dilarang Terbang, Bos Boeing Salahkan Pendahulunya
Dengan demikian, gelombang kedua PHK ini menggenapkan jumlah karyawan yang dirumahkan sebanyak 12.000 orang. Selanjutnya, PHK akan terus dilakukan secara bertahap.
Calhoun mengatakan, perusahaan harus menyesuaikan rencana bisnis kami terus-menerus sampai pandemi global berhenti 'mengacaukan' industri penerbangan. "Perencanaan dilakukan dengan cara yang masih sulit diprediksi," imbuhnya.