JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memberikan insentif sebesar Rp34 triliun untuk petani dan nelayan, termasuk peternak menjadi sebuah langkah awal yang baik untuk memajukan sub sektor peternakan di dalam negeri.
Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Makanan dan Industri Agrifarm Peternakan Juan Permata Adoe insentif senilai Rp34 triliun diharapkan dapat terus ditingkatkan jumlahnya sehingga akan memudahkan peternak memenuhi kebutuhan mulai dari bibit, benih, pupuk, pestisida, hingga pakan ternak.
“Terpenuhinya kebutuhan peternak di saat penularan Covid-19 akan melanjutkan produksi hulu atas kebutuhan rantai pasok untuk industri pengolahan pangan. Harus ada dukungan sisi suplai produksi bahan baku pakan ternak karena stimulus akan memberikan kerja produktif dan efisien,” katanya dalam keterangannya, di Jakarta, Senin (1/6/2020).
Baca Juga: Anggaran Rp34 Triliun, Petani-Nelayan Dapat Keringanan Bayar Cicilan Kredit
Sementara itu, kalangan pelaku usaha berharap pemerintah memberikan jaminan ketersediaan pasar bagi produk-produk peternakan untuk meningkatkan pendapatan peternak.
Sejak merebaknya pandemi virus corona atau Covid-19 ditambah penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia, peternak perunggasan, sapi, domba, dan sapi perah menghadapi tantangan berat, baik dari segi pemasaran maupun perolehan pakan ternak.
Baca Juga: 2,44 Juta Petani Miskin Bakal Terima BLT Rp600.000
Kondisi ini mengakibatkan para pelaku usaha di sub sektor peternakan kesulitan mendapatkan pemasukan sehingga berakibat tertundanya pembayaran cicilan kredit ke lembaga keuangan maupun perbankan.
"Penularan Covid-19 menimbulkan keguncangan, terutama dari aspek permintaan produk pertanian dan peternakan. Perilaku konsumen dari yang tadinya off-line mode menjadi on-line mode. Biaya produksi makin tinggi sehingga menyulitkan peternak untuk membayar angsuran pinjaman," katanya