Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Menang Banyak Ditopang Stimulus The Fed

Fadel Prayoga , Jurnalis-Selasa, 16 Juni 2020 |07:29 WIB
   Wall Street Menang Banyak Ditopang Stimulus The Fed
Wall Street (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Wall Street ditutup melonjak pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB) setelah Federal Reserve AS (The Fed) atau Bank Sentral AS mengumumkan stimulus pembelian obligasi korporasi.

Stimulus ini meningkatkan kepercayaan investor yang telah goyah akibat lonjakan kasus baru virus corona atau Covid-19.

Melansir Reuters, Jakarta, Selasa (16/5/2020), indeks Dow Jones Industrial Average naik 157,62 poin atau 0,62%, menjadi 25.763,16, indeks S&P 500 naik 25,28 poin atau 0,83% menjadi 3.066,59 dan Nasdaq Composite naik 137,22 poin, atau 1,43%, menjadi 9.726,02.

Baca Juga: Wall Street Bangkit dari Keterpurukan 

Ketiga indeks utama bursa saham AS membalikkan kerugian dalam perdagangan sesi sore, setelah keputusan Fed menerapkan pendekatan pengindeksan ke fasilitas kredit korporasi pasar sekundernya untuk menciptakan portofolio yang lebih beragam.

"Tidak diragukan lagi, pasar menyukainya: Siapa yang tidak suka lebih banyak kue dan es krim?" kata kepala strategi investasi, manajer portofolio senior di SlateStone Wealth LLC di New York Robert Pavlik.

"Ini mendorong para investor untuk membeli saham individual dan mengambil risiko yang lebih tinggi karena The Fed telah mendukung kembali pasar obligasi dan mempertahankan yang lebih ketat pada suku bunga," tambahnya.

Sementara itu, membanjirnya likuiditas dalam bentuk stimulus fiskal dan ekonomi, bersama dengan pembukaan kembali yang tidak merata tetapi stabil dari ekonomi negara bagian dan lokal, memicu reli luar biasa di pasar saham sejak palung akhir Maret.

"Bank-bank mungkin memiliki banyak utang perusahaan di neraca mereka dan sekarang ada pembeli untuk itu," tambah Pavlik. "Seseorang akan membeli obligasi itu karena The Fed mengatakan kepada mereka bahwa itu baik-baik saja,"

Baca Juga: Bursa Saham AS Rontok, Investor Cemas Gelombang Kedua Covid-19 

Tetapi melonjaknya kasus baru Covid-19 di China, tempat pandemi itu berasal mendorong reintroduksi tindakan penahanan dan mencatat rawat inap di beberapa negara bagian AS sehingga mengurangi selera risiko investor.

Di sisi lain, kenaikan dalam produksi pabrik China dan laporan manufaktur Empire State yang jauh lebih baik dari perkiraan memberikan bukti bahwa ekonomi global sedang menuju pemulihan.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement