JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat pembiayaan lewat utang hingga 31 Mei 2020 adalah sebesar Rp360,7 triliun. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 123% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, peningkatan ini terjadi karena adanya ketidakpastian yang dipengaruhi kondisi global maupun domestik. Terutama karena adanya wabah virus Corona atau Covid-19.
Baca juga: Rasio Naik Jadi 36,5%, BI Sebut Struktur Utang Luar Negeri Tetap Sehat
"Realisasi pembiayaan utang sampai dengan 31 Mei 2020 Rp 360,7 triliun atau 35,8% terhadap perubahan APBN," ujarnya dalam telekonferensi, Selasa (16/6/2020)
Pembiayaan utang ini terdiri dari surat berharga negara (SBN) neto sebesar Rp 369 triliun atau 67,1% terhadap perubahan APBN dengan pertumbuhan 98,3%. Sedangkan untuk pembiayaan investasi tercatat 2,6% terhadap perubahan APBN. Kemudian pemberian pinjaman Rp 1,7 triliun atau tumbuh 37,5%.
Baca juga: Utang Luar Negeri Indonesia Naik Lagi, Kini Tembus USD400,2 Miliar
Meskipun begitu, pembiayaan utang masih on track. Sambil menunggu SKB II dengan BI untuk pembiayaan pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Pasar SBN mulai bullish, seiring tren incoming bid lelang SUN mulai naik sejak April, bahkan incoming bid asing sudah berada pada kondisi yang normal, seiring dengan terjadinya net foreign buying pada beberap aminggu terakhir.
(Fakhri Rezy)