JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberi gambaran bahwa krisis akibat Pandemi Covid-19 tidak akan selesai sampai akhir tahun 2020. Di mana pada tahun 2021 dan 2022 akan ada recovery.
Namun, lanjut dia, pemerintah sudah menyiapkan skenario defisit anggaran dan akan mengembalikannya di tahun 2023. Hal itu guna mempunyai ruang untuk melakukan stimulus fiskal maupun pembiayaan.
"Jadi, apabila dilihat dari segi ekspor impor, neraca ekspor turun dan yang bisa menahan penurunan adalah sektor industri pengolahan. Mining mengalami penurunan, kemudian oil and gas. Dari segi impor, konsumsi juga menurun banyak. Bahan baku turun. Lalu, yang menjadi catatan adalah capital juga turun, itu berarti investasi turun dan penciptaan lapangan terbatas," ujar dia dalam keterangan tertulis, Jumat (19/6/2020).
Baca Juga: Dihantam Corona, Erick Thohir: BUMN Butuh Waktu 2 Tahun Kembali di Titik Normal
Dari sisi penerimaan pajak sektoral, sektor pertambangan, transportasi, konstruksi dan real estate, perdagangan, manufaktur, serta keuangan mengalami penurunan.
”Jika sektor keuangan sudah terdampak, itu berarti membutuhkan langkah-langkah koordinasi Pemerintah bersama BI dan OJK secara cepat. Dengan catatan, cepat dan tidak tersandung oleh aparat hukum," ungkap dia.