Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Merosot Usai Jumlah Kasus Baru Covid-19 Meningkat

Fadel Prayoga , Jurnalis-Kamis, 25 Juni 2020 |07:21 WIB
Wall Street Merosot Usai Jumlah Kasus Baru Covid-19 Meningkat
Jumlah Kasus Baru Covid-19 di AS Melonjak. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

NEW YORK - Tiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street mengalami penurunan persentase harian terbesar pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat. Setelah kasus virus corona AS kembali melonjak sehingga membuat kekhawatiran memburuknya kerusakan ekonomi.

Nasdaq yang sebelumnya mencatat rekor penutupan tertinggi pada Selasa 23 Juni 2020, mengakhiri kenaikan beruntun selama delapan hari. Nasdaq Composite turun 222,20 poin atau 2,19% menjadi 9.909,17.

Baca Juga: Nasdaq Cetak Rekor, Wall Street Meroket

Sementata Dow Jones Industrial Average turun 710,16 poin atau 2,72% menjadi 25.445,94. S&P 500 kehilangan 80,96 poin atau 2,59% menjadi 3.050,33.

Amerika Serikat telah mencatat kenaikan infeksi terbesar kedua sejak krisis kesehatan dimulai. Peningkatan kasus terjadi karena cepatnya pencabutan kebijakan karantina wilayah yang dimaksudkan untuk menahan penyebaran penyakit tersebut.

Baca Juga: Saham Apple hingga Amazon Topang Naiknya Bursa Saham AS

Gubernur New York, New Jersey dan Connecticut mengumumkan bahwa tingginya tingkat infeksi pengunjung sehingga mengharuskan mereka yang datang untuk melakukan karantina sendiri selama 14 hari.

"Hari ini akhirnya pasar berdamai dengan fakta bahwa meningkatnya kasus Covid-19. Ini berarti pemulihan yang lebih lambat dalam perekonomian," kata Kepala Strategi Pasar National Securities Art Hogan, dilansir dari Reuters, Kamis (25/6/2020).

Pandemi tersebut menyebabkan kerusakan aktivitas ekonomi yang lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya. IMF mengatakan output global menyusut sebesar 4,9%, dibandingkan dengan kontraksi 3,0% yang diprediksi pada April.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement