Bagi bisnisnya, pariwisata ditutup membuatnya nyaris berstatus jobless. Namun, dirinya pun tak menyerah dan terus belajar hingga akhirnya membuat virtual tour.
Baca juga: Menghitung 'Harta Karun' dari Pajak Digital
"Dari Februari itu sudah jobless, tak ada tamu-tamu yang di-handle, jadi Februari akhir, Maret, April, di April sudah survei, dan bulan Mei sudah mulai mencoba mengulik, bikin program, dan pakem apa yang harus dipakai," ujarnya.
Kemudian, dirinya pun berusaha lagi bagaimana melakukan virtual tour tersebut. Bahkan dirinya butuh berminggu-minggu meriset hingga mencoba trial secara gratis.