JAKARTA - Di tengah meningkatnya infeksi virus corona (Covid-19), Indonesia menerima kiriman vaksin sebanyak 2.400 paket buatan perusahaan China, Sinovac Biotech. Vaksin tersebut akan menjalani uji klinis tahap III yang dilakukan oleh PT Bio Farma (Persero) bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Head of Corporate Communication PT Bio Farma (Persero) Iwan Setiawan mengatakan bila vaksin itu lolos hingga pengujian tahap akhir, maka diprediksi penyebaran corona akan terhenti. Karena, nantinya setiap orang telah memiliki antibodi yang bisa melawan serangan Covid-19.
Baca juga: Harap Sabar, Uji Klinis Vaksin Corona China Makan Waktu 6 Bulan
"Salah satu penanganan untuk pandemi adalah dengan vaksin agar virusnya tidak menularkan lagi. Orang sudah kebal duluan. Dengan sendirinya nanti bisa tereleminasi atau bahkan bisa eradikasi sampai musnah," kata Iwan kepada Okezone, Jumat (24/7/2020).
Dia menjelaskan, virus bisa berkembang biak jika inangnya itu menempel di tubuh manusia. Namun, dengan hadirnya vaksin nanti, maka antibodi yang ada pada badan seseorang akan melawannya.
Baca juga: Bio Farma Taksir Harga Vaksin Covid-19 Capai Rp147.000/Dosis
"Kalau suatu kelompok sudah tervaksin, maka virus itu tidak bisa berkembang biak, karena komunitasnya sudah kebal. Hidup virus itu harus ada inangnya, harus ada antar manusia," ujarnya.
Dia mencontohkan seperti pandemi yang pernah terjadi pada medio 1970 silam, di mana saat itu penduduk di dunia mengalami wabah cacar api.
"Dulu kalau orang terkena cacar api sampai bopeng-bopeng. Dulu ada vaksinnya dan semua orang sudah tervaksin, dia (virus) tidak bisa berkembang biak. Sekarang di atas muka bumi ini sudah tidak ada. Artinya mata rantai kehidupannya putus," katanya.
Sebagai informasi, pengujian vaksin ini dilakukan ke 1.620 subjek dengan rentang usia 18-59 tahun dan dengan kondisi tertentu. Kemudian, sisanya akan digunakan untuk uji lab di beberapa lab lain di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN).
(Fakhri Rezy)