Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cerita BMW Nyaris Bangkrut karena Mobil Tua Bangka

Giri Hartomo , Jurnalis-Selasa, 04 Agustus 2020 |14:25 WIB
Cerita BMW Nyaris Bangkrut karena Mobil Tua Bangka
Kisah BMW Nyaris Bangkrut. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - 507 roadster BMW saat ini adalah mobil paling dicari karena memiliki nilai jual jutaan dolar. Namun tahukah, bahwa ada mobil convertible dua pintu dengan penjualan lambat pada akhir 1950-an. Bahkan produksi mobil tersebut hampir membuat perusahaan mobil asal Jerman itu bangkrut.

Lantas bagaimana sebuah mobil sport yang memikat artis sekelas Elvis Presley, Fred Astaire dan Oangeran Ranier ini memiliki kinerja penjualan yang sangat buruk di masa lampau ? Lantas kenapa juga bebera tahun ini BMW 507 mendadak populer di kalangan kolektor sehingga dijual sengan harga USD5 juta atau Rp73,5 miliar (mengacu kurs Rp14.600 per USD) pada 2018.

Baca Juga: Bamsoet: Industri Kustom Harus Jadi Kekuatan Ekonomi

Melansir dari CNBC, Selasa (4/8/2020), kisah 507 dimulai dengan Max Hoffman, importir mobil berbasis di AS yang telah membantu Mercedes-Benz mengembangkan mobil sport 300SL yang populer pada awal 1950-an. Hoffman juga bekerja sebagai importir di AS untuk sesama produsen mobil Jerman, BMW.

Hoffman meyakinkan perusahaan bahwa versi sedan mewah BMW dua pintu, 501 dan 502, akan sangat populer di kalangan penggemar mobil sport Amerika. Rilis roadster yang dihasilkan pada tahun 1956 adalah ramping dengan bingkai aluminium melengkung disorot oleh detail krom di sekitar lampu depan, kaca depan dan bumper.

Baca Juga: Gaikindo Pangkas Target Penjualan Mobil Tahun Ini, Lesu Efek Covid-19

507 juga menampilkan mesin yang kuat: V-8 3,2 liter dengan 150 tenaga kuda, dipasangkan dengan transmisi empat kecepatan. Mobil itu dapat mencapai kecepatan tertinggi lebih dari 130 mil per jam. Namun untuk menarik masyarakat umum terbukti sulit.

Hoffman ingin BMW dapat menjual 5.000 unit per tahun dari 507-an untuk USD5.000 masing-masing atau Ro73,5 juta. Namun, biaya produksi yang tinggi untuk mobil sport buatan tangan Jerman menaikkan harga sekitar USD10.000 atau Rp147 juta.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement