4. Daya saing investasi perlu didongkrak
Indonesia sebagai negara tujuan investasi langsung (Foreign Direct Investment/FDI) masih sangat rendah. Dalam tiga tahun terakhir ini peringkat Indonesia terus turun. Selain itu jumlah perusahaan di Indonesia juga mulai berkurang.
"Investasi perlu ditingkatkan karena kita tahu daya saing investasi kita masih rendah. Kalau investasi meningkat pertumbuhan ekonomi juga terdongkrak," jelas Ekonom Indef Bhima Yudistira.
5. Kualitas sumber daya manusi
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci dalam memajukan Indonesia. Selain percepatan pembangunan dalam bidang ekonomi dan infrastruktur. Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan peningkata kualitas sumber daya manusia ini adalah fokus utama Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Pasalnya, Indonesia akan memanfaatkan periode bonus demografi di mana proporsi penduduk di usia produktif lebih banyak. Jangan sampai bonus demografi berubah menjadi bencana demografi karena tidak optimalnya pemerintah dalam mempersiapkan strategi.
"Saya kira dalam jangka panjang pekerjaan rumah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan hal esensial yang perlu diperhatikan pemerintah," katanya.
Baca Juga: Jokowi: Ibarat Komputer, Perekonomian Semua Negara Sedang Hang
6. Pertumbuhan ekonomi
Enomi Indonesia mengalami penyusutan atau kontraksi pada triwulan kedua, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). BPS menyatakan angka Produk Domestik Bruto pada triwulan II 2020 menyusut sebesar minus 5,32%.
Penyusutan ini lebih besar dari prediksi pemerintah dan Bank Indonesia. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi PDB di kuartal II akan jatuh -3,8%, sementara Bank Indonesia memprediksi penurunan sebesar -4,8%.
" Memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi. Artinya tidak hanya sekedar mengejar tingginya pertumbuhan ekonomi namun juga kualitasnya," kata Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy.
7. Atasi Resesi
Isu resesi ekonomi pada 2020 makin santer usai negara-negara maju di dunia mengonfirmasi masuk dalam krisis tersebut akibat pandemi Covid-19. Teranyar, Malaysia telah mengkonfimrasi alami resesi ketika ekonominya anjlok dua periode berturut.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan pemerintah untuk menghindari resesi. Pertama, keseriusan dan ketegasan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Selain itu, berbagai insentif berupa bantuan sosial (bansos) terus digalakkan. Dia menyarankan setidaknya, nilai bansos juga harus diperbesar menjadi Rp1-1,5 juta. Hal itu agar pemenuhan kebutuhan per keluarga bisa terpenuhi.
"Pemerintah harus serius dan tegas dalam melakukan tracing, testing, isolating dan curing," imbuhnya.