Menurut dia, hal ini disebabkan karena desain kebijakan dari pemerintah. Ada strategi penguatan UMKM, tapi tidak disertai strategi pengintegrasian UMKM terhadap strategi besar ekonomi nasional.
"Bahan baku yang digunakan baik oleh UMKM maupun usaha besar sama-sama impor karena tidak dibuat linkage besar. Coba kalau kita contoh Jepang, industri otomotifnya memakai ribuan UMKM menjadi supporting industry," tambahnya.
Dia mengatakan, di Indonesia ada BUMN-BUMN besar yang semestinya bisa menjadi pembela bagi UMKM. "Tapi sekarang TKDN BUMN juga sangat rendah, mereka sangat tergantung supplier-supplier impor. Ini yang juga harus diperhatikan, terlebih UMKM juga diperlukan untuk memperkuat struktur industri," pungkas Hendri.
(Dani Jumadil Akhir)