JAKARTA - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan sejumlah maskapai di Amerika Serikat (AS) membuat para pilot mulai khawatir akan pekerjaannya. Bahkan beberapa di antaranya mulai mengantisipasi jika hal buruk terjadi.
Seperti salah satu pilot maskapai seperti Michelle Bishop yang mulai mengantisipasi kenyataan yang tidak diinginkan bahwa pilot seperti dirinya akan segera dibiarkan tanpa pekerjaan yang stabil.
"Saya hanya mencoba terbang sebanyak yang saya bisa, sementara saya bisa, karena saya menyukainya," ujarnya mengutip CNN, Senin (24/8/2020).
Baca Juga: Astaga, 14.510 Buruh di Semarang Jadi Pengangguran
Bishop mengaku mencari-cari pekerjaan di LinkedIn dan situs pekerjaan lain dalam waktu senggangnya selama berjam-jam. Dari hasil pencariannya, didapatkan satu kesempatan yang menarik minatnya yakni mengemudikan drone.
Aquiline Drones, startup yang berbasis di Connecticut ingin menciptakan aplikasi smartphone sederhana dua bulan mendatang. Lewat aplikasi ini, memungkinkan siapa pun dengan lisensi untuk mengambil pekerjaan jangka pendek dari merekam rekaman udara di pesta pernikahan hingga mengambil foto jembatan dan jalan raya untuk departemen pekerjaan umum.
Baca Juga: Daftar Pelanggan yang Dapat Insentif Listrik hingga Akhir Tahun
Intinya, startup ingin seperti Uber atau Lyft. Pendiri dari startup ini yakni Barry Alexander, bahkan sudah membayangkan jika ribuan pilot menjadi operator drone bersertifikat di perusahaannya.
Saat ini, operator drone bersertifikat sangat sedikit dan jarang, tercatat hanya ada kurang dari 200.000 di Amerika Serikat. Sejak 2016, Administrasi Penerbangan Federal telah mewajibkan operator drone untuk mendapatkan sertifikasi.
Alexander mengatakan, tujuan dibentuknya startup Aquiline membantu melisensikan ribuan operator drone baru yang kebanyakan dari mereka merupakan mantan pilot maskapai penerbangan.