JAKARTA - Bagi mayoritas masyarakat, rumah sebagai tempat hunian menjadi suatu kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Namun, seiring berjalannya waktu, harga rumah terus naik dan menjadi sulit untuk dibeli oleh banyak orang.
Di samping itu, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mungkin bisa menjadi solusi untuk mendapatkan rumah. Namun bukan berarti pula, bahwa berapapun penghasilan seseorang, menjadikan orang tersebut layak untuk mencicil rumah dengan jalan KPR.
Maka, untuk mengetahui berbagai hal mengenai KPR dan siapa saja sebenarnya yang dapat dinilai layak untuk mengajukan KPR, berikut adalah cara cerdas membeli rumah seperti yang dipaparkan oleh Lifepal, Jakarta, Jumat (18/9/2020).
Ternyata Kenaikan Harga Rumah Beda Tipis dengan Gaji Karyawan
Pertama, pahami lebih dulu, apakah kamu layak mencicil rumah?
Bank atau lembaga pemberi kredit bisa saja memberikan penilaian skor bagus karena ketepatan pembayaran angsuran. Namun ketahuilah dengan seksama, apakah kamu memang layak untuk mencicil rumah.
Caranya dengan mengetahui rasio hutang berbanding aset yang dimiliki. Nilai rasio hutang berbanding aset menunjukkan berapa besar aset yang dimiliki, yang dibiayai utang. Dengan membagi total utang dan total aset, maka bisa mendapatkan skor untuk rasio ini.
Nilai ideal dari rasio ini adalah di bawah 50%. Jika nilainya lebih besar dari 50% maka tandanya, nilai utang yang dimiliki telah melebihi nilai aset dan hal ini jelas menunjukkan ketidaksehatan finansial. Perbaikilah terlebih dulu rasio ini sebelum akan mengajukan KPR.
Masa Pandemi Buat Harga Properti Tertekan, Peluang Beli Murah
Kedua, jangan berhutang jika tak ada dana darurat.
Amankanlah terlebih dulu dana darurat. Ketersediaan dana darurat yang ideal adalah 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan. Semakin banyak tanggungan atau semakin tinggi risiko pekerjaan, maka semakin besar pula kebutuhan dana darurat.
Ketiga, investasikan dana untuk DP rumah.
Ketahuilah terlebih dulu, kapan akan membeli rumah dan membayar uang muka (DP). Ketahui pula biaya yang akan dikeluarkan, dan sisihkan uang secara rutin di instrumen investasi.
Jika memang pembelian rumah ditargetkan dalam satu hingga tiga tahun ke depan, maka simpanlah dana tabungan pembelian rumah di instrumen investasi rendah risiko dan memiliki imbal hasil tetap.
Hindari penempatan dana di instrumen tinggi imbal hasil dan tinggi risiko, karena jangka waktu menabung cenderung pendek. Risiko pasar yang terjadi dalam waktu dekat tentu bisa saja mempengaruhi imbal hasil investasi.