Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jika Resesi, Hal-Hal Ini yang Akan Terjadi di Suatu Negara

Aditya Pratama , Jurnalis-Jum'at, 25 September 2020 |13:52 WIB
Jika Resesi, Hal-Hal Ini yang Akan Terjadi di Suatu Negara
Resesi (Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah maupun sejumlah ekonom telah memprediksi bahwa Indonesia akan mengalami resesi ekonomi pada kuartal III-2020. Artinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III akan kembali negatif setelah pada kuartal sebelumnya juga tumbuh negatif sebesar minus 5,32%.

VP Economist Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, ada beberapa hal yang akan terjadi jika suatu negara mengalami resesi ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi negatif dan sulitnya penciptaan lapangan pekerjaan.

 Baca juga: Resesi Kian Dekat, RI Masuk 92% Negara di Dunia yang Diramal Krisis

"Penciptaan lapangan pekerjaan makin sulit sehingga terindikasi adanya peningkatan dari rasio tingkat pengangguran. Dengan adanya peningkatan pengangguran maka ada dampak pada penurunan pendapatan masyarakat secara per kapita," ujar Josua dalam acara Market Review IDX Channel, Jumat (25/9/2020).

Josua menambahkan, dengan adanya penurunan pendapatan tersebut juga menyebabkan daya beli masyarakat yang cenderung akan turun dan tentunya ini akan berimbas juga pada sektor lainnya.

 Baca juga: Resesi di Depan Mata seperti 1998, Apa yang Harus Dilakukan Masyarakat?

"Permintaan terhadap barang dan jasa cenderung akan menurun," kata dia.

Dari sisi pemerintah, jika suatu negara terkena resesi maka penerimaan pajak juga akan terhambat seiring dengan adanya penurunan aktivitas ekonomi.

"Sehingga konsekuensinya adalah defisit fiskalnya melebar dan disaat bersamaan rasio utang atau utang cenderung akan meningkat," ucapnya.

Untuk sektor perbankan, Josua menyebut bahwa kondisi perbankan masih tetap kuat, hal ini ditunjukkan dengan kondisi permodalan yang trennya meningkat dan dari sisi likuiditas juga sangat lebih dari cukup.

"Itu juga ditopang oleh kebijakan-kebijakan Bank Indonesia yang merelaksasi atau pun melakukan ekspansi di operasi moneter. Tapi memang di saat bersamaan yang kita lihat adalah karena tadi aktivitas ekonomi belum cukup bergerak dengan normal tentu permintaan kredit cenderung melambat dan kita lihat fungsi intermediasi perbankan juga akhirnya tidak cukup optimal," tuturnya.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement