JAKARTA - Harga emas jatuh pada perdagangan hari Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB) karena imbal hasil treasury AS naik.
Kendati demikian, harga logam mulia ini masih bertahan di atas level USD1.900 di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa anggota parlemen AS akan menyetujui undang-undang stimulus fiskal baru untuk meringankan dampak ekonomi dari virus corona.
Harga emas di pasar spot turun 0,6% menjadi USD1.901,89 per ounce, setelah naik ke level tertinggi sejak 21 September di USD1.920,71. Emas berjangka AS ditutup 0,6% lebih rendah pada USD1.908,80. Demikian seperti dilansir CNBC, Jakarta, Rabu (7/10/2020).
"Alasan pasar mengharapkan kesepakatan fiskal adalah karena dalam pandangan kami, emas sebenarnya telah dikondisikan dari aset safe haven menjadi aset lindung nilai inflasi," kata Commodity Strategist di TD Securities Daniel Ghali.
Baca Juga: Ada Badai Besar, Harga Minyak Dunia Meroket
“Sebagai aset lindung nilai inflasi, penghambat di sini sebenarnya adalah ekspektasi inflasi. Pasar perlu melihat naik lebih jauh untuk menarik suku bunga riil lebih rendah dan emas lebih tinggi,"
Imbal hasil obligasi AS jangka panjang naik ke puncak empat bulan dengan fokus pada prospek paket stimulus baru virus corona setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin berbicara pada hari Senin tentang langkah-langkah bantuan baru.
Emas cenderung mendapat keuntungan dari langkah-langkah stimulus yang luas dari bank sentral karena secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.