Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bagaimana Kabar Holding Rumah Sakit BUMN?

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Kamis, 15 Oktober 2020 |13:15 WIB
Bagaimana Kabar <i>Holding</i> Rumah Sakit BUMN?
Kementerian BUMN. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara mencatat realisasi penggabungan holding farmasi dan rumah sakit BUMN belum dapat dipastikan. Meski begitu, dalam waktu dekat ini pihak kementerian akan mencoba mengintegrasikan kedua sektor kesehatan itu dalam satu klaster.

Asisten Deputi Bidang Telekomunikasi dan Farmasi Kementerian BUMN Aditya Dhanwantara mengatakan, butuh waktu panjang untuk pembentukan suatu holding. Khususnya, melakukan sejumlah tahapan-tahapan dalam mensinergikan sumber daya yang dimiliki perseroan.

Baca Juga: Holding BUMN, Erick Thohir: Bukan Kita Mau Monopoli

"Tentunya membuat suatu holding tahapannya cukup banyak. Saya rasa kita ada tahapan yang perlu kita lakukan. Tidak mudah kita untuk bisa membuat holding karena banyak hal yang mesti kita siapkan, baik dari persiapan perusahaannya sendiri maupun stakeholder yang mesti kita tata dan ajak kerja sama. Jadi untuk waktunya belum bisa tentukan secara pasti kapan, tapi kalau integrasinya kita harapkan dalam waktu dekat sudah bisa kita mulai atau disinergikan," kata Aditya dalam Ngopi BUMM, Jakarta, Kamis (15/10/2020).

Dia menegaskan, dalam membentuk ekosistem atau klaster kesehatan belum secara langsung menjadi sebuah holding. Klaster itu bisa saja bentuknya sinergisitas atau bentuknya suatu kerja sama operasi farmasi.

 

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir, telah membentuk holding BUMN farmasi pada Januari 2020 lalu. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat transformasi bisnis di industri farmasi sekaligus penyokong sektor kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Aditya Dhanwantara menyebut, nantinya pembentukan holding BUMN farmasi ini menjadi salah satu milestone dalam pembentukan holding BUMN healthcare (layanan kesehatan) di Indonesia.

"Nanti BUMN Farmasi (holding) ini akan diperluas jadi (holding) BUMN di sektor kesehatan, yaitu ada BUMN farmasi dan BUMN layanan kesehatan seperti Pertamedika, Krakatau Medika, dan rumah sakit BUMN lain yang menjadi afiliasi," kata dia.

Aditya melanjutkan, dalam mengembangkan BUMN farmasi, pihaknya memiliki kerangka kerja yang terdiri dari 5 poin, yaitu nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, inovasi modal bisnis, kepemimpinan teknologi, pengembangan investasi dan pengembangan talenta.

Dengan framework tersebut, diharapkan industri farmasi nasional bisa lebih kuat dan mandiri, lalu ketersediaan produk meningkat serta inovasi penyediaan produk akan semakin beragam.

Adapun, pembagian tugas kepada anggota holding juga sudah dilakukan dengan rinci. Seperti, Bio Farma yang berfokus kepada penguasaan platform teknologi vaksin baru dan pengembangan ekosistem digital healthcare.

Lalu, Kimia Farma yang berfokus terhadap pengembangan fasilitas industri bahan baku obat (BBO) serta Indo Farma yang berfokus ke pengembangan alat kesehatan dan produk herbal.

"Ini adalah harapan kita dalam melakukan transformasi bisnis," ujarnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement