JAKARTA - Ekonomi Indonesia kini berada di ambang resesi, setelah pada kuartal II-2020 mengalami minus 5,3% secara tahunan (year on year/yoy). Hal ini juga bakal berdampak negatif pada pasar ritel di dalam negeri.
Senior Associate Director Retail Services Colliers International Indonesia Sander Halsema mengatakan, resesi ekonomi akan memengaruhi daya beli masyarakat. Karena masyarakat cenderung akan memperketat prioritasnya dan mengurangi pengeluarannya.
"Resesi jelas tidak memberi dampak terlalu positif untuk kepercayaan konsumen; konsumen cenderung akan memperketat prioritas dan mengurangi pengeluaran mereka secara keseluruhan. Hal ini tentu saja berdampak negatif pada pasar ritel," ujarnya kepada Okezone, Minggu (18/10/2020).
Baca Juga: Resesi di Depan Mata, Masyarakat Jadi Lebih Pintar Kelola Uang
Menurut Sander, resesi ekonomi akan semakin mempercepat penurunan kinerja pada sektor ini. Meskipun penurunan sektor ritel sebenarnya sudah terjadi sejak pandemi virus corona masuk ke Indonesia.
"Pandangan yang tidak pasti mengenai pandemi Covid-19 telah menyebabkan penjualan ritel menurun dan resesi kemungkinan besar akan semakin mempercepat penurunan ini," jelasnya.
Di samping itu, setiap konsumen memiliki respons dan kebiasaan belanja yang berbeda selama pandemi. Kebanyakan masyarakat lebih memilih belanja lewat online, untuk menghindari penyebaran virus corona.
"Meskipun tidak setiap konsumen memiliki respons dan kebiasaan belanja yang sama selama periode ini, namun penting bagi retailer untuk memahami pelanggan mereka dan terus terlibat dengan mereka agar tetap relevan ketika keadaan membaik," jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)