JAKARTA - PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) mencatatkan penyaluran pembiayaan mencapai Rp9,1 triliun hingga akhir September 2020. Catatan ini tumbuh 4% dari kuartal II-2020.
Sampai dengan akhir September 2020, selain mencatatkan pertumbuhan pembiayaan menjadi Rp9,1 triliun, Bank BTPN Syariah turut mempertahankan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) di posisi 43,1 persen. Total aset menjadi Rp15,5 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp9,4 triliun.
Baca juga: BTPN Syariah Jadi Bank Buku III, Fokus Kembangkan Bisnis Ultra Mikro
Adapun laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp507 miliar, tumbuh signifikan dari akhir kuartal II-2020 dan per 7 Juli 2020 Bank BTPN Syariah meningkat menjadi Bank BUKU III.
Direktur Utama BTPN Syariah, Hadi Wibowo mengatakan, perseroan dengan segala upaya akan terus membangun optimisme kepada nasabah prasejahtera produktif berpenghasilan rendah yang menjadi segmen pembiayaan, agar terus bertumbuh di tengah pandemi.
Baca juga: Laba Bersih BTPN Syariah Tumbuh 36% ke Rp610 Miliar di Semester I-2019
Dia menyebut, pembiayaan produktif di tengah pandemi ini dijalankan dengan selektif dan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) tetap terjaga sebesar 1,9%, di bawah rata-rata industri.
“Alhamdulillah, kami bersyukur melihat nasabah kami yang sudah mulai bergeliat kembali. Kami juga mempelajari selama masa pandemi ini, bahwa nasabah kami perlu terus melanjutkan usahanya untuk bertahan serta melalui masa yang penuh tantangan ini. Kami bantu mereka untuk mendapatkan pembiayaan baru, serta memastikan terjadinya perbaikan kondisi mereka," ujar Hadi dikutip dari keterangan resmi perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (20/10/2020).
BTPN Syariah juga mengapresiasi kerja sama yang telah dilakukan oleh seluruh nasabah dan lingkungan sekitar nasabah yang telah menciptakan situasi yang kondusif.
"Tak lupa dan tentunya apresiasi kepada seluruh #bankirpemberdaya kami yang gigih menjalankan amanah di masa yang tak mudah," kata dia.
(Fakhri Rezy)