3. Pahami ekosistem wirausaha sosial
Tidak ada salahnya memiliki impian yang tinggi, namun untuk mencapainya, konsistensi baik internal maupun eksternal amat diperlukan. Misalnya, dengan memperhatikan berbagai aspek seperti finansial, dukungan pemerintah, ketersediaan tenaga kerja, hingga penerimaan dari masyarakat perlu diperhatikan. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman atas ekosistem pendukung kewirausahaan sosial, termasuk pola tantangan yang umumnya dihadapi social enterprise, strategi cerdik untuk scaling-up, serta strategi bijak untuk transformasi menjadi social enterprise.
4. Temukan sumber daya yang tepat
Dalam memulai sebuah bisnis, sumber daya yang diperlukan bukan hanya manusia sebagai tenaga kerja, tetapi juga ada sumber daya lain seperti keuangan, bahan, keahlian, dan lainnya. Sumber daya menjadi hal yang penting untuk diperhatikan karena hal tersebut yang akan menentukan kelangsungan suatu bisnis.
5. Sebesar apa dampak yang ingin diciptakan
Tatkala memulai usaha sosial, tentu selain profit, wirausaha sosial juga memikirkan dampak yang berhasil diciptakan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, wirausaha sosial dapat mengukur dampak sosial menggunakan indikator dampak yang dimonitor secara berkelanjutan untuk melihat tingkat keselarasan dengan premise of change. Hal ini akan membantu wirausaha sosial dalam mengukur besar usaha dan jangkauan bahkan jumlah sumber daya yang dibutuhkan dengan analisis yang jelas.
“Seiring dengan perkembangan wirausaha sosial di Indonesia serta masyarakat yang mulai memberikan perhatian lebih, buku kedua ini lahir untuk melengkapi seri pertamanya yang dikemas secara sederhana sehingga dapat dipahami dengan mudah. Pada akhirnya, kami berharap buku elektronik ini dapat membantu pembaca termasuk wirausaha sosial agar lebih berkembang, serta menginspirasi dan menstimulasi masyarakat untuk melahirkan wirausaha sosial baru di Indonesia,” tutup Mona.
(Dani Jumadil Akhir)