Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Indonesia Perjuangkan Pengelolaan Tuna yang Transparan di Samudera Hindia

Taufik Fajar , Jurnalis-Minggu, 08 November 2020 |15:06 WIB
Indonesia Perjuangkan Pengelolaan Tuna yang Transparan di Samudera Hindia
Perikanan (Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pertemuan the 24th Session of the Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) telah dihelat pada tanggal 2-6 November 2020 secara virtual. Sedianya Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IOTC ini. Namun, adanya pandemi Covid-19 maka seluruh rangkaian pertemuan diselenggarakan secara daring.

Pertemuan tersebut menegaskan posisi Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan perikanan tuna regional khususnya di kawasan Samudera Hindia.

 Baca juga: RI Punya Lagi Pasar Ikan Modern, Intip Penampakannya

Beberapa isu penting yang dikawal Indonesia dalam pertemuan tersebut adalah pengelolaan tuna madidihang atau yellowfin tuna. Khususnya terkait implementasi Resolusi 2019/01 On an Interim Plan for Rebuilding the Indian Ocean Yellowfin Tuna Stock in the IOTC Area of Competence serta adanya perbedaan data (data discrepancy) antara data yang disampaikan oleh Indonesia pada laporan tahunan dengan data yang dimiliki IOTC (IOTC Datasets).

Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Muhammad Zaini mengatakan Indonesia perlu meminta klarifikasi dari IOTC terkait penyebab perbedaan data tersebut mengingat data merupakan komponen yang krusial dalam pengelolaan perikanan. Terlebih lagi, data tersebut akan digunakan dalam penentuan alokasi penangkapan ikan di Samudera Hindia yang saat ini sedang dalam tahap pembahasan kriteria alokasi.

 Baca juga: Menteri Edhy Tak Puas soal Kucuran Kredit Modal Usaha KKP, Kenapa?

Apabila data tersebut tidak dikawal pengumpulan dan penggunaannya, dikhawatirkan akan merugikan negara-negara anggota IOTC dan tujuan pengelolaan perikanan tidak terlaksana dengan baik.

"Sidang tahunan IOTC akhirnya menghasilkan beberapa kesimpulan terkait penentuan kriteria alokasi dan implementasi Resolusi 2019/01. Hasil tersebut perlu kita kawal dan tindaklanjuti sehingga dapat meningkatkan kepatuhan dan posisi Indonesia dalam pengelolaan tuna khususnya di IOTC," ujar Zaini dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/11/2020).

Dia menilai partisipasi aktif Indonesia pada IOTC sangat penting bagi pengelolaan hasil tangkapan tuna khususnya di kawasan Samudera Hindia. Hal ini juga sebagai bentuk pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement