NEW YORK - Harga minyak mentah tergelincir pada perdagangan Kamis (19/11/2020) waktu setempat. Hal ini dikarenakan karena harapan untuk vaksin dibayangi oleh lonjakan kasus baru virus korona di seluruh dunia yang meningkatkan kekhawatiran tentang prospek permintaan minyak mentah.
Melansir Reuters, Jakarta, Jumat (20/11/2020), harga minyak Brent turun 14 sen menjadi USD44,20 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 8 sen menjadi menetap di USD41,74 per barel.
 Baca juga: Harga Minyak Naik 1% saat Ada Harapan OPEC+ Tunda Peningkatan Produksi
Harga Brent, struktur pasar di mana barel hampir sebulan lebih murah daripada di bulan-bulan berikutnya, menyiratkan kelebihan pasokan saat ini. Di mana berada di titik terendah dalam lebih dari empat bulan. Ini menunjukkan kekhawatiran tentang kekenyangan berkurang.
“Covid jelas membebani pasar,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.
 Baca juga: Harga Minyak Turun Tipis Imbas Peningkatan Pasokan AS
Untuk minyak mentah, khususnya, ada risiko perang harga OPEC yang baru dapat muncul. “Saya pikir mereka akan mencapai kesepakatan, tetapi 24 jam yang lalu, sepertinya kesepakatan sudah selesai,” katanya.
Sementara data resmi pada Rabu menunjukkan persediaan minyak mentah AS USOILC = ECI naik 768.000 barel pekan lalu, yang terpenting kenaikan itu lebih kecil dari 1,7 juta barel yang diperkirakan analis dalam jajak pendapat Reuters.
Namun kekhawatiran tentang prospek permintaan tetap ada. Jumlah kematian AS akibat Covid-19 melampaui 250.000, sementara kasus harian di Jepang dan Rusia melonjak. Di antara pembatasan yang lebih ketat untuk mencegah penyebaran virus, Kota New York menutup sekolah umum.
Kekhawatiran tentang kelebihan pasokan tetap ada. National Oil Corporation (NOC) Libya dan Total TOTF.PA Prancis membahas upaya NOC untuk meningkatkan kapasitas dan meningkatkan produksi.