JAKARTA - Berbagai jenis industri manufaktur di Indonesia dinilai masih dalam posisi kesiapan awal menuju penerapan Industri 4.0 sehingga perlu lebih ditingkatkan sinergi antara berbagai pilar pemangku kepentingan sektor industri nasional.
"Secara umum industri manufaktur di Indonesia dalam posisi kesiapan awal untuk bertransformasi menuju Industri 4.0," kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Kimia, Farmasi, Tekstil, Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Sony Sulaksono dalam webinar tentang Inovasi Industri Dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional di Jakarta, Selasa (24/11/2020).
Baca Juga: Indeks Manufaktur RI bagai 'Roller Coaster' di Masa Pandemi
Menurut Sony Sulaksono, hal tersebut dapat terlihat dari kajian sejumlah aspek seperti dari manajemen organisasi, produk dan layanan, hingga teknologi serta operasi pabrik yang dilakukan di berbagai bidang industri di Tanah Air.
Sony berpendapat bahwa kegiatan inovasi yang melekat erat dengan industri 4.0 tidak bisa berdiri sendiri karena ada berbagai pilar penting yang menciptakan agar suatu ekosistem industri dapat kondusif dalam mewujudkan Industri 4.0.
"Kami menyadari kegiatan inovasi itu tidak bisa berdiri sendiri, dia harus dibentuk dalam suatu ekosistem yang melibatkan berbagai pilar seperti pemerintah, aktor finansial, penyedia teknologi, industri atau asosiasi, akademisi, dan grup konsultan," paparnya.