JAKARTA - Peringatan black friday pada tahun ini membuat jumlah transaksi online naik hampir 22% sekaligus mencapai rekor baru. Hal tersebut dikarenakan adanya pandemi covid-19 yang memaksa orang untuk belanja dari rumah.
Para konsumen menghabiskan uang sebesar USD9 miliar atau sekitar Rp127 triliun (mengacu kurs Rp14.000 per USD) untuk belanja online sehari setelah thanksgiving. Angka tersebut mengalami kenaikan 21,6% dari tahun ke tahun.
Baca Juga: Kena Tipu Belanja Online? Lakukan Langkah Ini
Kenaikan ini menjadikan Black Friday 2020 sebagai hari belanja online terbesar kedua setelah Cyber Monday 2019 dalam sejarah di AS. Sementara Cyber Monday 2020 dijadwalkan menjadi hari penjualan digital terbesar yang pernah ada, dengan pengeluaran mencapai antara USD10,8 miliar atau setara Rp152 triliun dan USD12,7 miliar atau setara Rp179 triliun sekaligus akan mewakili pertumbuhan 15% hingga 35% dari tahun sebelumnya.
"Konsol, ponsel, perangkat pintar, dan TV baru yang merupakan pembelian tradisional Black Friday berbagi ruang keranjang belanja online tahun ini dengan pembelian Black Friday yang tidak lazim seperti bahan makanan, pakaian, dan alkohol, yang sebelumnya dibeli di toko," ujar Direktur Adobe Digital Insight Taylor Schreiner, mengutip dari CNBC, Senin (30/11/2020).
Baca Juga: Penjualan Online di Indonesia Meroket karena Pandemi
Salah satu yang menyebabkan penjualan online meningkat adalah adanya pandemi yang membuat masyarakat menunda rencana liburannya. Hal ini menguntungkan bagi para penjual online karena masyarakat malas untuk berpergian ke luar rumah.
Pada Black Friday, Adobe menemukan konsumen menghabiskan USD6,3 juta per menit saat berbelanja online, atau rata-rata USD27,50 per orang. Pengeluaran untuk smartphone melonjak 25,3% dari tahun ke tahun mencapai USD3,6 miliar, mewakili 40% dari total pengeluaran e-commerce.