Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cukai Naik 12,5% Bikin Harga Rokok Mahal, Inflasi Bakal Mengerikan?

Giri Hartomo , Jurnalis-Kamis, 10 Desember 2020 |14:11 WIB
Cukai Naik 12,5% Bikin Harga Rokok Mahal, Inflasi Bakal Mengerikan?
Inflasi (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Harga satu bungkus rokok bakal kian mahal. Hal tersebut setelah pemerintah memutuskan untuk menaikan tarif cukai rokok sebesar 12,5%.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, kenaikan tarif cukai rokok akan mengerek angka inflasi. Karena daya beli masyarakat untuk barang-barang non rokok akan mengalami penurunan.

“Kenaikan cukai ini akan menaikan harga rokok menaikan inflasi. Berarti mengurangi daya beli masyarakat,” ujarnya saat dihubungi Okezone, Kamis (10/12/2020).

Baca Juga: Pernyataan Lengkap Sri Mulyani soal Tarif Cukai Naik 12,5% yang Bikin Harga Rokok Mahal 

Piter menjelaskan, tujuan pemerintah untuk menaikan tarif cukai rokok adalah untuk mengurangi jumlah konsumsi rokok. Namun dalam realitanya, kenaikan cukai rokok justru tidak bisa mengurangi jumlah perokok.

“Cukai rokok itu sebetulnya untuk mengurangi konsumsi rokok. Tapi selama ini historisnya, cukai itu tidak pernah bisa mengurangi konsumsi rokok. Artinya, kalau dia tidak bisa mengurangi konsumsi kenaikan itu diterima oleh masyarakat,” jelasnya.

 Pemerintah Putuskan Tarif Cukai Rokok Naik 23%

Hal ini tentunya akan menaikan beban masyarakat. Karena jumlah rokok yang dikonsumsi tetap namun harganya justru mengalami peningkatan.

“Karena dia diterima tidak mengurangi dengan harga yang lebih tinggi. Masyarakat mengkonsumsi tetap oleh karena itu beban masyarakat naik,” kaya Piter

Alhasil, masyarakat pun terpaksa harus mengurangi pos pengeluaran yang lainnya. Sementara itu, penerimaan atau gaji dan upah juga tetap tidak mengalami kenaikan.

“Penerimaan tetap nih, karena harga rokok naik, konsumsinya tetap berarti alokasi anggaran untuk rokok naik. Aloksi anggaran untuk rokok naik, berarti mengurangi aloksi anggaran untuk barang lain. Daya beli masyarakat untuk barang non rokok,” jelasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement