Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menerka Rencana Erick Thohir dan Potensi BUMN pada 2021

Giri Hartomo , Jurnalis-Rabu, 06 Januari 2021 |06:36 WIB
Menerka Rencana Erick Thohir dan Potensi BUMN pada 2021
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Okezone.com/BUMN)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyambut 2021 dengan optimisme. Meskipun pada tahun depan, pandemi Covid-19 masih akan mempengaruhi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan ada lebih banyak lagi perusahaan pelat merah yang masuk ke dalam jajaran top global. Di mana pada tahun depan ditargetkan ada lima perusahaan BUMN yang bisa masuk ke dalam jajaran top global.

Oleh karena itu, pada tahun depan, Erick Thohir sendiri mengatakan ada beberapa perusahaan yang akan digabungkan atau merger. Tujuannya adalah agar kinerja serta aset yang dimiliki ini bisa lebih besar.

Baca Juga: Gaji Direksi BUMN Dipangkas, Pengamat: Cukup Adil

Erick Thohir sendiri secara tersirat pernah menyampaikan akan ada dua aksi korporasi besar yang dilakukan perusahaan BUMN pada tahun depan. Pertama adalah penggabungan bank syariah milik pemerintah dan yang kedua adalah merger perusahaan BUMN yang bergerak di bidang usaha ultra mikro.

Untuk merger bank syariah sendiri beberapa waktu lalu sudah terealisasi. Sementara untuk penggabungan usaha mikro diperkirakan akan dilakukan pada tahun depan yang nantinya akan melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) alias PNM.

"Dengan total aset Rp225 triliun, ini belum pernah terjadi. Tetapi juga, tidak hanya itu, saya mengharapkan sinergi Bank Syariah ditargetkan lagi di tahun 2025 harus rangking terbesar nomor 9 di dunia. Bank Syariah yang digabungkan, kita sebagai negara dengan muslim terbesar di dunia itu, kita punya alternatif pembiayaan, di mana raking nomor 8 terbesar di Indonesia," ujar Erick Thohir beberapa waktu lalu, Rabu (6/1/2021).

Baca Juga: Tahun Baru 2021, Erick Thohir: Lebih Banyak Bersyukur

Smenetara itu Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, apa yang ditargetkan oleh Erick Thohir untuk membawa perusahaan plat merah bisa bersaing di pasar global sangat potensial. Karena saat ini banyak sekali perusahaan BUMN yang memiliki kinerja bagus seperti misalnya PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) alias Telkom, PT Pertamina (Persero), hingga Bank Mandiri hingga Bank BNI.

"Belum perusahaan pertambangan lainnya. Kita dengan potensi alam kita , bonus demografi yang kita miliki, kita punya pasar yang cukup besar masa kita kalah dengan perusahaannya Singapura perusahaannya Malaysia," ucapnya kepada Okezone, Rabu (30/12/2020).

Meskipun begitu, ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh Erick Thohir di tahun depan. Pertama adalah bagaimana pemerintah bisa menyelesaikan permasalah pandemi covid-19.

Karena menurutnya, jika pandemi masih berlangsung, akan sangat percuma berbagai usaha dan target yang sudah ditetapkan. Sambil menunggu pandemi selesai, ada baiknya Erick Thohir melakukan pembenahan di dalam tubuh BUMN.

"Pandeminya . Enggak usah muluk-muluk kalau pandeminya belum selesai enggak usah yang ngomongin muluk-muluk. Jadi pandemi itu adalah kuncinya pintunya gerbangnya. enggak usah ngomongin yang macem-macem. Sekarang yang jelas yang direncanakan itu dilaksanakan. Kan merencanakan BUMN, efisiensi BUMN. Iya itu yang paling penting," ucapnya.

Baca Juga: 

Mengenai beberapa merger yang dilakukan Erick Thohir pada perusahaan BUMN, ada beberapa hal yang dianggap positif dan ada juga yang negatif. Seperti misalnya penggabungan perbankan syariah milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi nama Bank Syariah Indonesia (BSI).

Menurut Piter pembentukan Bank Syariah Indonesia merupakan langkah yang bagus. Karena Bank Syariah Indonesia sendiri memiliki pasar dan potensi yang sangat besar.

Dengan penggabungan yang dilakukan oleh Erick Thohir, Bank Syariah kini sudah masuk ke dalam 10 besar perbankan terbesar di Indonesia. Dirinya memperkirakan bahwa perbankan syariah milik perusahaan BUMN ini akan bisa masuk ke dalam perbankan buku 4 pada dua hingga tiga tahun ke depan.

"Baru penggabungan, belum running jadi kalau dia setelah running dua tahun tiga tahun ke depan ini masuk ke kelompok bank buku empat. Jadi ini potensinya besar tinggal bagaiaman realisasi," jelas Piter.

Sementara untuk wacana penggabungan perusahaan BUMN untuk pembiayaan ultra mikro, Piter menyebutnya sebagai langkah yang buruk. Karena akan menghancurkan masing-masing perusahaan yang ada di dalamnya.

Piter menjelaskan, dari sisi pasar tiga perusahaan BUMN ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Adapun bank BRI adalah target pasarnya untuk mereka yang bankable, sedangkan untuk PNM, target pasarnya adalah untuk para pelaku usaha yang tidak bankable, sedangkan untuk pegadaian target pasarnya adalah bukan untuk pelaku usaha.

"Kalau itu penggabungan itu saya sangat tidak sependapat. Karena mikro itu berbeda-beda. Jadi penggabungan BRI, Pegadaian dan PMN itu berpikir terlalu jauh. Karena usaha mikro itu harus dibedakan, ada kelompok-kelompoknya. UMKM itu sendiri udah usaha mikro kecil menengah. Mikro Kecil Menengah itu bedanya besar sekali. Mikro pada umumnya tidak bankable, kecil dan menengah ada yang bankable ada yang tidak bankable. Menengah itu bankable. Jadi dari sini saja sudah kelihatan berbeda," jelasnya.

Lalu pekerjaan rumah yang harus menjadi fokus Erick Thohir untuk membenahi BUMN di tahun depan adalah dengan fokus dalam pengembangan pasar domestik. Menurutnya, untuk bisa menjadi perusahaan yang top global, maka harus bisa menggarap pasar domestik terlebih dahulu.

Salah satu caranya adalah dengan mendorong dan meningkatkan daya beli masyarakat. Sehingga, peningkatan daya beli ini juga bisa berefek domino kepada pertumbuhan ekonomi yang bisa rebound di tahun depan.

"Tidak ada perusahaan yang masuk pasar global yang tidak didukung oleh pasar domestik yang bagus. Kembangkan pasar domestik 260 juta ini kalau semuanya orang kaya BUMN itu akan berkembang baik," jelas Piter.

Sementara itu, Pakar Ekonomi Syariah Adiwarman Karim mengatakan, pada tahun depan diperkirakan bank-bank milik BUMN akan berkembang lebih pesat dan cepat. Hal ini tidak terlepas dari bisnis grouping atau pembagian lini bisnis yang akan dilakukan di tahun depan.

Pembagian lini bisnis ini akan disesuaikan dengan target pasarnya masing-masing. Seperti misalnya Bank BRI yang nantinya akan diperkuat dengan pasar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)-nya andai jadi digabungkan dengan Pegadaian dan PNM.

"Akan terjadi bisnis grouping di antara bank-bank BUMN. Kalau kita lihat dari fokus bisnis masing-masing maka diduga kuat bahwa BRI akan diperkuat dengan bisnis-bisnis lainnya. Secara langsung terkait dengan peluang bisnisnya BRI. Kita lihat disitu ada PNM, ada pegadain untuk memperkuat daya jangkau BRI pada segmen UMKM, ultra mikro dan juga. Dan juga kita lihat ada BRI Danareksa untuk menjangkau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan pasar modal," jelasnya kepada Okezone.

Sementara untuk Bank Mandiri diperkirakan akan fokus dalam pengembanga bisnis transaksional agar bisa bersaing dengan Bank BCA. Sedangkan untuk Bank BNI akan fokus dalam mengembangkan pasarnya di consumer banking ritel dan internasional banking yang menjadi kekuatannya.

"Kita bisa menduga ekspektasi bank-bank milik negara tersebut akan berkembang dengan cepat," ucapnya.

Sementara itu, untuk di industri penerbangan, maskapai penerbangan masih akan fokus dalam peningkatan penumpang secara khusus untuk pasar domestik. Salah satu caranya adalah dengan mengedepankan protokol kesehatan.

"Kita tentu akan terus fokus peningkatan penumpang dengan mengedepankan protokol kesehatan dan aturan yang berlaku," ucap Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

Hal ini juga diamini oleh Direktur Utama Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi. Untuk menarik wisatawan atau penumpang domestik, pihaknya akan memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik, sehingga masyarakat juga mulai mau lagi untuk berpergian dengan menggunakan transportasi udara.

"Dari kami saat ini lebih baik fokus pada domestik, memastikan penerbangan domestik bisa berjalan dengan baik dan lancar sehingga tidak terjadi penyebaran virus di bandara di pesawat walaupun frekuensi penerbangan meningkat," ucapnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement