JAKARTA - Kickstarter adalah platform crowdfunding atau pendanaan umum terbesar di dunia. Sejak didirikan pada tahun 2009, Kickstarter telah berhasil merealisasikan sejumlah proyek inovatif dari berbagai kategori.
Crowdfunding adalah pilihan populer bagi wirausahawan yang ingin mengumpulkan modal untuk usaha baru. Meski begitu, ada banyak kampanye crowdfunding gagal karena kesalahan yang dibuat sebelum atau selama periode pendanaan. Bahkan kampanye yang berhasil sekalipun tetap mungkin memiliki kekurangan.
Perusahaan Teknologi dan Startup Diminta Melantai di Bursa
Dilansir dari The Balance Small Business Jakarta, Jumat (15/01/2021), berikut ini beberapa pelajaran bisnis yang bisa diambil dari kerberhasilan platform pendanaan Kickstarter.
Fidget Cube: Bahaya dalam Kesuksesan
Fidget Cube, mainan kecil yang dibuat sebagai pelepas stres dan sempat cukup populer di masyarakat. Namun, di tengah kesuksesan proyek tersebut, seorang pengusaha oportunistik menghasilkan USD340.000 atau setara Rp4,8 miliar (Kurs 14,184.50) dalam dua bulan, dan mengalahkan Fidget Cube ke pasar dengan produk yang pada dasarnya sama.
Kesalahan produksi dan komunikasi yang dilakukan Fidget Cube selama dan setelah kampanye mereka menyebabkan ketegangan pada hubungan pelanggan dan meninggalkan ruang bagi pesaing untuk memakan pangsa pasar mereka yang dulu dominan. Ini dapat menjadi pembelajaran bagi wirausahawan di masa depan yang mempertimbangkan crowdfunding.
3DSimo: Kekuatan dalam Angka
3DSimo adalah kampanye Kickstarter yang bertujuan untuk meletakkan pencetakan 3D di telapak tangan dengan pena cetak 3D inovatif. Mereka meluncurkan kampanye tersebut pada tahun 2015 dengan target USD70.000 setara Rp990 juta (Kurs 14,184.50), hanya untuk mengumpulkan USD41.000 setara Rp580 juta (Kurs 14,184.50).
Sebelum diluncurkan kembali, 3DSimo meluangkan waktu untuk menentukan dan mensegmentasi audiens target mereka. Untuk mendapatkan pemasaran yang efektif, harus terlebih dahulu mengidentifikasi siapa yang ditargetkan dan mengapa mereka harus peduli dengan kampanye tersebut.
Untuk lebih mengembangkan komunitas mereka, 3DSimo juga menggunakan iklan di media sosial seperti Facebook dan Twitter. Dengan memanfaatkan filter audiens target di pengelola iklan Facebook, dapat membantu menyegmentasikan pengguna yang melihat iklan tersebut.