JAKARTA - 11 perjanjian perdagangan internasional yang sedang berjalan dan melakukan perundingan, ditargetkan selesai tahun ini. Salah satunya dengan negara non tradisional.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, semua perjanjian perdagangan tersebut dalam proses pembahasan dan negosiasi. Sebagian besar sudah menunjukkan progres yang signifikan.
Baca Juga: Realisasi Anggaran Kemendag 2020, Mendag: Terbaik 4 Tahun Terakhir
"Ada sekitar 11 yang sudah green light dan sudah mengalami progres yang sangat signifikan sehingga dalam pertengahan tahun kita bisa selesaikan setengahnya dari 11 yang ditargetkan ini. Mudah-mudahan di 2021 selesai semua bahkan melewati target yang sudah ditetapkan," ujarnya dalam Research Talk 2021 Refleksi dan Pemulihan Kinerja Perdagangan, Selasa (9/2/2021).
Dia melanjutkan, mayoritas perjanjian dagang sudah diinisiasi sejak tahun 2019 baik dalam bentuk Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), Free Trade Agreement (FTA), dan Preferential Trade Agreement (PTA). Namun pembahasannya tertunda akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Anggaran Kemendag Dipangkas Rp91,5 Miliar, Begini Reaksi Mendag
"Ada yang sedang on going, yaitu Indonesia dengan Uni Eropa CEPA. Ini sebenarnya targetnya kami selesai tahun 2020 cuma karena pandemi Covid-19 dan mungkin ada sedikit delay dalam proses negosiasinya sehingga kita harapkan bisa selesai di tahun 2021," tuturnya.
Jerry menuturkan, perjanjian dagang yang telah disepakati perlu disosialisasikan secara maksimal karena akan mendorong ekspor produk Indonesia ke pasar luar negeri. Menurut dia, saat ini sosialisasi belum maksimal sehingga manfaatnya belum dirasakan pelaku usaha.