JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengungkapkan ada tiga masalah mengenai penyediaan air bersih di Indonesia. Seperti manajemen hingga pengaturan tarif air.
"Jadi saya identifikasi permasalahan penyediaan air ini, ada tiga. Pertama manajemen untuk air bersih tentang air baku," ujar dia dalam sambutannya Webinar Pola Konsumsi Air Bersih Masyarakat Era Pandemi Covid-19, Kamis (11/2/2021).
Baca Juga: DKI Baru Cukupi 65% Kebutuhan Air Warga
Dia menuturkan, secara hidrologis jumlah air itu tetap. Akan tetapi apabila ada yang kekurangan atau kelebihan air, hal itu disebabkan manajemen pengelolaan airnya yang keliru. Maka diperlukan perbaikan agar air tersebut bisa tetap.
"Apabila ada yang kekeringan dan kebanjiran pasti manajemen airnya yang tidak baik. Dan ada juga dalam kualitas yang baik, tapi kalau sekarang ada yang kualitas yang tidak benar atau yang jelek pasti masalahnya manajemen airnya perlu diperbaiki," ungkap dia.
Baca Juga: Warga Lereng Bromo Kekurangan Air Bersih, Ini Solusi Forkopimka
Kemudian, kata Basuki, waduk-waduk yang airnya warna coklat dikarenakan di hulunya ada kerusakan. Hal ini membuat kualitas air menjadi buruk dan tidak bisa digunakan masyarakat.
"Maka itu, air baku yang hilang, danau menjadi mati. Di mana air baku ini juga menjadi masalah dalam rangka kita penyediaan air bersih," jelasnya.