Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenang Tong Djoe sang Pendiri Pertamina, Kisah Gedung Tunas Diresmikan Soeharto dan Lee Kuan Yew

Antara , Jurnalis-Kamis, 11 Februari 2021 |13:37 WIB
Mengenang Tong Djoe sang Pendiri Pertamina, Kisah Gedung Tunas Diresmikan Soeharto dan Lee Kuan Yew
Pertamina (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pengusaha bernama Tong Djoe meninggal dunia di usia 94 tahun. Tong Djoe adalah salah satu tokoh di balik berdirinya Permina atau Pertamina saat perusahaan perminyakan milik negara itu didirikan oleh Ibnu Sutowo dan JM Pattiasina pada tahun 1958.

Dirinya wafat pada Senin, 8 Februari 2021. Menurut mantan anggota DPR RI, Engelina Pattiasina, kala itu Tong Djoe banyak memberikan sumbangsih untuk kelangsungan operasional Permina di Pangkalan Brandan. 

Begini kisah Tong Djoe semasa hidupnya yang dikutip Antara, Jakarta, Kamis (11/2/2021).

"Management Corporation Strata Title Plan No. 562 (MCST) telah merusak nama baik perusahaan dan pribadi saya. Saya akan menuntut ganti rugi atas perbuatan mereka itu," demikian ungkapan tegas taipan asal Indonesia yang menjadi pemilik perusahaan Tunas Pte Limited Singapura, Tong Djoe.

Baca Juga: Pendiri Pertamina, Tong Djoe Meninggal Dunia di Usia 94 Tahun 

Pengusaha kelahiran Sumatera tahun 1926 ini saat dihubungi di Jakarta, Selasa, memang mengungkapkan tekadnya untuk terus berusaha mempertahankan haknya di negeri Singapura melawan MCST.

Berawal dari publikasi di harian Lianhe Zaobao dan harian Straits Times Singapura pada 31 Maret 2009 yang memuat sebuah pemberitahuan bahwa kantor pengacara Messrs Rajah & Tann LCP mewakili MCST telah mengajukan permohonan kepada Pengadilan Tinggi Singapura agar memerintahkan Tunas Pte Limited mengakhiri usahanya di gedung Tunas Building.

Baca Juga: Mengenang Tong Djoe, Pengusaha Pejuang di Balik Berdirinya Pertamina 

Alasan tindakan MCST itu karena Tunas Pte Limited dianggap telah menunggak biaya pengelolaan sebesar 43.000 dolar Singapura (SG) lebih dan biaya renovasi 181.000 dolar SG lebih.

Namun Tong Djoe yang masa mudanya ikut berjuang dalam kancah perang kemerdekaan RI bersama dr Adnan Kapau Gani, seorang gubernur militer yang saat itu menguasai wilayah kerja Sumatera bagian selatan, serta merta menolak tuduhan yang dinilainya tidak benar.

"Dua biaya itu kontroversial dan dibuat-buat," kata pengusaha perkapalan itu tegas.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement