JAKARTA - Influencer dan Buzzer kini sedang menjadi perbincangan hangat di media sosial. Bahkan pemerintah dikabarkan mengalokasikan anggaran Rp90 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk influencer.
Lantas apa sih definisi dari influencer dan buzzer? Apakah kedua profesi yang saat ini sedang ramai diperbincangkan itu memiliki kesamaan?
Pengamat media sosial Enda Nasution mengatakan, secara pengertian influencer merupakan seseorang yang bisa mempengaruhi orang dengan pendapat-pendapatnya. Namun pendapat yang dikeluarkan harus sesuai dengan bidang atau kredibilitas yang dibangun.
Baca Juga: Ramai Soal Bayar Buzzer dan Influencer Pakai Duit Negara, Ini Kata Stafsus Sri Mulyani
"Yang disebut influencer itu artinya di menginfluence berdasarkan keahlian dan kredibilitas yang kita punya," ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Sabtu (13/2/2021).
Artinya menurut Enda, jika berprofesi sebagai influencer tidak semua isu bisa disampaikan. Sebagai salah satu contohnya, jika ada pemilik akun yang suka membuat dan mengkritik film maka sudah bisa disebut sebagai influencer film.
"Jadi kita akan terinfluence yang sudah tahu track recordnya, kita tahu kualitas dan kredibilitasnya untuk bidang tertentu. Itu yang namanya influencer," jelasnya.
Baca Juga: Tidak Transparan, Uang Negara untuk Bayar Influencer Capai Rp90 Miliar?
Kredibilitas yang dibangun ini juga bisa mempengaruhi masyarakat. Misalnya jika ada seorang influencer yang bergerak di bidang financial planner, maka masyarakat atau warganet (netizen) hanya akan percaya tentang semua ucapan yang berkaitan dengan merencanakan keuangan.
"Jadi ketika dia mempromosikan sesuatu dia mempertaruhkan kredibilitasnya di situ. Yang mana dia sudah punya kredibilitas ada trust. Misalnya seorang financial planner akan dipercaya kalau ngomongin soal apa yang bisa dipercaya secara finansial," jelasnya.
Sedangkan buzzer, bisa diartikan sebagai penonton yang sifatnya selalu meramaikan apa pun yang sedang ramai. Seringkali, akun-akun dari buzzer ini bersifat anonim atau tidak diketahui identitasnya.
"Sedangkan buzzer menurut saya, ini istilahnya kayanya penonton saja ramai-ramaian. Seringkali anonim dan tidak tahun identitasnya. Siapa orang ini, lalu kemudian apa keahliannya, informasinya dapat dari mana. Tapi bukan berarti enggak punya audience ya. Kadang-kadang buzzer ini juga ada akun anonim yang followersnya juga yang audiencenya banyak," jelasnya.
Selain itu lanjut Enda, kemampuan khusus yang dimiliki oleh buzzer juga tidak jelas. Karena biasanya buzzer bisa berbicara tentang ekonomi, politik, sosial budaya atau apapun yang sedang ramai diperbincangkan.
"Tapi sebenarnya orangnya enggak jelas dan ekspertisnya tentang apa sih gitu apa kah ahli ekonomi, ahli politik, kebijakan publik atau apa sebenarnya. Itu yang menurut saya yang disebut buzzer. Sedangkan kalau influencer atau bahasa lain ada yang menyebutnya key opinion leader kalau beropini berdasarkan track recordnya dia," jelasnya. (fbn)
(Rani Hardjanti)