Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Pertimbangan Investor Sebelum Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di RI

Oktiani Endarwati , Jurnalis-Kamis, 18 Februari 2021 |14:36 WIB
Ini Pertimbangan Investor Sebelum Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di RI
Mobil Listrik (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Indonesia berambisi besar dalam mengembangkan ekosistem industri baterai kendaraan listrik pada tahun 2025. Sebagai negara dengan cadangan nikel terbanyak, hal tersebut menjadi peluang yang harus dimanfaatkan.

Namun di sisi lain, industri hilir nikel dalam negeri belum siap memanfaatkan potensi tersebut.

Baca Juga: Tesla Lebih Pilih India Dibanding Indonesia, Apa Kata Kemenko Marves? 

Direktur Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Cirrus) Budi Santoso mengatakan, pengembangan kendaraan listrik memang berkaitan erat dengan industri nikel. Nikel merupakan komponen logam yang dominan dalam baterai listrik khususnya katoda.

Menurut dia, investor pun akan mempertimbang apabila industri hilir nikel tidak siap. "Saya kira sangat berpengaruh. karena investor akan melihat itu. Satu hal yang menjadi concern adalah momen baterai listrik ini harus bisa mereka dapatkan," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Kamis (18/2/2021).

Dia melanjutkan, meski Indonesia memiliki cadangan nikel yang besar namun tidak bisa mengontrol apa yang diputuskan oleh investor. Di sisi lain, perkembangan teknologi baterai listrik sangat dinamis. Bahkan, ada penelitian baru yang tidak berbasis nikel.

"China pun sudah melakukan penelitian baterai listrik yang tidak berbasis riset, sehingga jika momen ini tidak bisa kita ambil, bisa lewat. Jadi memiliki cadangan besar tidak berarti kita bisa mengontrol kalau dinamika tidak bisa kita ikuti," tuturnya.

Baca Juga:  Alasan Tesla Pilih Investasi Sistem Penyimpanan Dibanding Baterai Mobil Listrik

Menurut dia, tantangan lainnya adalah perizinan dimana tidak hanya menghabiskan waktu tetapi juga biaya yang begitu besar.

"Jadi ketidaksiapan ini menurut saya harus diantisipasi pemerintah. Yang tidak kalah penting adalah masalah perizinan yang akan memakan waktu dan biaya. Ini yang menurut saya capex bisa lebih besar," katanya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement